Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengharapkan Indonesia memiliki satu media massa yang mendunia dan mampu bersaing dengan media-media dunia lainnya. Akan sangat membanggakan bila media Indonesia mendunia dan meliput peistiwa-peristiwa besar di berbagai dunia.
Hal itu disampaikan Presiden SBY saat memberikan sambutan pada pembukaaan rapat pimpinan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 2014 di Istana Negera, Jakarta, Selasa (02/09). “Indonesia tak boleh kalah, meskipun dalam bahasa Indonesia, rasanya kita bisa, kita memiliki sumber daya yang berbakat," ujar SBY.
Presiden mengungkapkan, dirinya setiap hari selama 2 jam mengikuti berbagai peristiwa dunia melalui televisi baik di Eropa, Afrika, Asia Timur. “Apa yang saya lihat ada di CNN, BBC, Aljazera dan semua yang saya lihat satu per satu. Indonesia tidak boleh kalah," katanya.
SBY juga berharap agar KPI mampu menjaga dan mengawal agar lembaga penyiaran publik dapat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan publik, dan turut mematangkan demokrasi di Indonesia.
“Kita dapat membulatkan ikhtiar kita untuk terus mematangkan dan memekarkan demokrasi termasuk didalamnya meningkatkan peran KPI serta kontribusi lembaga-lembaga penyiaran publik terhadap pembangunan bangsa," kata Presiden.
SBY menyebut, peran media dalam proses demokrasi di Indonesia sangat penting dan krusial. Menurutnya, kehadiran media massa dan pers yang bertanggungjawab semakin mematangkan proses demokrasi di Indonesia.
"Peran media massa baik cetak mau pun eletronik bahkan sekarang media sosial, itu sangat penting juga krusial dalam upaya untuk mematangkan demokrasi kita," ujarnya.
Presiden juga meminta kepada seluruh media massa untuk menghormati hukum dalam UU Penyiaran. Di akhir sambutannya, Presiden SBY mengucapkan semoga rapim KPI berjalan lancar.
“Dan jangan lupa negara kita adalah negara hukum dimana law and order itu bagian tidak terpisahkan dari tujuan kita. Maka media massa juga berperan menjaga tegaknya hukum," tandas SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved