Presiden RI ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Presiden Jokowi. SBY ingin bicara blak-blakkan mengklarifikasi terkait sejumlah tudingan terhadap dirinya.
Pernyataan itu disampaikan SBY saat menggelar konferensi pers khusus menanggapi penyebutan namanya dalam sidang penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Saya ingin menyampaikan semua itu secara gamblang," ujar SBY dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (01/02) sore.
Dikataan SBY, sejumlah orang menganjurkannya agar diam saja tak perlu menanggapi. Namun, SBY merasa perlu menanggapi karena meskipun diam saja berbagai tuduhan tetap membanjirinya. "Lah saya diam saja juga digempur. Lebih bagus rakyat mendengar langsung karena nama saya dikait-kaitkan," kata SBY.
SBY mengaku mendengar ada wartawan yang menyebutnya marah karena namanya dikait-kaitkan itu. SBY menepisnya.
"Wartawan bilang pasti SBY marah, ya enggaklah. Dulu November, saya marah karena tidak ada angin tidak ada hujan, Partai Demokrat dituduh menggerakkan aksi damai 411, dan saya dituduh mendanai bahkan menunggangi," ujar SBY.
Bahkan, sebut SBY, ada tudingan dia menyuruh meledakkan Istana Merdeka. SBY membantah tegas dan menyebut tudingan itu tak masuk akal.
"Katanya juga SBY dalang dari rencana makar yang kemarin akan dilaksanakan. Kalau dituduh difitnah seperti itu saya harus menyampaikan itu semua tidak benar,” ujarnya.
SBY mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Presiden Jokowi. "Sayang sekali saya belum punya kesempatan dengan Presiden Jokowi," kata SBY.
Padahal kalau bertemu, SBY ingin bicara secara blak-blakan. Ia akan membuka siapa yang sudah melaporkan pada Jokowi mengenai kabar negatif soal dirinya.
"Inteljen yang tadi itu, menuduh mendanai aksi damai, menunggangi, urusan pemboman, urusan makar," ujarnya.
SBY menganggap pertemuan dengan Jokowi penting untuk melakukan klarifikasi secara baik, dengan niat dan tujuan yang baik. Hal itu agar tidak ada prasangka, praduga atau saling curiga antara Jokowi dan dirinya.
"Beliau presiden kita, saya juga pernah memimpin negeri ini. Supaya agar ada dialog," tuturnya.
SBY mengaku mendapat informasi, bahwa ada pihak yang melarang Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengannya. "Konon, Beliau (Jokowi) ingin bertemu dengan saya, tapi dilarang oleh dua atau tiga orang di sekitar Beliau untuk bertemu saya. Hebat juga dua-tiga orang itu bisa melarang Presiden bertemu sahabatnya," ujar SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved