Senin (25/08) pekan depan, Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang kini melebur menjadi Tim Nasional akan memaparkan hasil riset mereka atas situs megalitik Gunung Padang dihadapan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan jajarannya. Saat ini TTRM dan TNI Angkatan Darat sedang berjuang mengungkap peradaban yang terkubur dibawah permukaan situs yang terletak di Desa Karyamukti, Campaka, Cianjur, Jawa Barat itu.
Demikian disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, kepada politikindonesia.com, Jumat (22/08) malam. "TTRM akan memaparkan perkembangan riset ini pada Panglima TNI dan jajarannya di Jakarta," ujarnya.
Andi mengatakan, Gunung Padang saat ini tak hanya menjadi pembahasan di dalam negeri, tapi juga menyedot perhatian dunia. Sejumlah penulis terkemuka luar negeri berdatangan, ingin membantu. "Selain wartawan dan penulis senior Graham Hancock, Gunung Padang juga sudah menarik perhatian Saburo Hatano, penulis dan wartawan senior Jepang,” ujar Andi Arief.
Kata Andi, mereka bersedia dengan kesukarelaan menjadi Public Relations atau mengkampanyekan keagungan monumen prasejarah yang ada di tanah kita ini. “Puluhan Ilmuwan dunia meski memiliki keinginan joint riset, tapi tetap menghormati hak eksklusif peneliti negara kita. Namun mereka menanti hasil yang dianggap akan mengubah pengetahuan tentang sejarah peradaban,” kata Andi.
Situs prasejarah Gunung Padang mulai menarik perhatian publik setelah Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang diinisiasi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief menemukan adannya bangunan yang tertimbun di bawah permukaan situs megalitik itu.
Berdasarkan uji penanggalan jejak karbon yang dilakukan Laboratorium Batan, pada material paleosoil di kedalaman empat meter menunjukkan usia 5500 tahun Sebelum Masehi (SM). Sementara hasil dari Laboratorium Beta Miami, Florida, Amerika Serikat (AS), material dari kedalaman empat hingga 10 meter berusia 7600–7800 SM.
© Copyright 2024, All Rights Reserved