Setya Novanto memenangkan pemilihan Ketua Umum Partai Golkar dalam pemungutan suara yang digelar Selasa (17/05) dini hari tadi. Langkah Setya berlangsung mulus, setelah kandidat lainnya, Ade Komaruddin memutuskan untuk tidak melanjutkan pemilihan ke putaran kedua.
Pada voting putaran pertama itu, di arena Munaslub, di Bali Nusa Dua Convention Center di Nusa Dua itu, Setya Novanto mengungguli 7 kandidat lainnya dengan 277 suara. Disusul Ade Komarudin: 173 suara, Erlangga Hartarto: 14 suara, Mahyudin: 2 suara, Priyo Budi Santoso: 1 suara, Aziz Syamsuddin: 48 suara, Indra Bambang Utoyo: 1 suara, Syahrul Yasin Limpo: 27 suara, dan suara tidak sah: 11 suara
Dengan hasil ini, sebenarnya, pemilihan Ketum Golkar dipastikan berlangsung dalam 2 putaran. Pasalnya, Ada dua caketum yakni Setya dan Akom yang memperoleh suara melebih 30 persen suara.
Namun, Akom memutuskan untuk mengakhiri kompetisi dan mundur dari voting putaran dua. Akom mengaku legowo Setya menjadi ketum baru dengan alasan menunjukkan demokrasi.
“Ya begini, ini demokrasi. Harus efisien, demokrasi itu harus produktif, demokrasi itu harus untuk memperkuat persatuan bukan untuk bercerai berai. Jadi demokrasi kalau diperlihatkan kepada menuju perpecahan, ya kita harus mengendalikan demokrasi itu dengan baik," kata Akom
Akom juga ingin menunjukkan sikap kesatria, siap menang siap kalah. Hal ini menurutnya sangat sulit ditemukan dalam persaingan politik di internal parpol atau pun pemilihan lainnya.
"Orang Indonesia nggak siap kalah, nggak siap menang. Siapnya cuma menang doang, tidak pernah siap kalah. Saya mencintai partai ini dan mencintai negara ini dan saya berusaha untuk melakukan kebaikan negara dan partai ini tentunya," ujar Akom.
Akom memutuskan untuk mengalah dan bersama-sana Novanto membesarkan Golkar. "Saya lebih muda dari Pak Novanto dan saya masih punya kesempatan lagi," kata Akom seraya memeluk Novanto.
“Bangga kepada sosok Ade Komarudin selaku Ketua DPR untuk memberikan apa yang mestinya menjadi dua putaran tapi dengan penuh rasa rela dan kebesaran hatinya memberikan ini satu putaran. Luar biasa," ujar Novanto.
Dengan kesepakatan keduanya, Munaslub akhirnya menetapkan Setya sebagai ketua umum Golkar terpilih. “Munaslub memutuskan, menetapkan, Setya Novanto menjadi ketua umum Golkar masa bakti 2016-2019," ujar Sekretaris Munaslub Golkar, Siti Aisyah, membacakan putusan Munaslub.
Ketua SC Mubaslub Nurdin Halid pun mengetok palu setelah mendapatkan persetujuan Munaslub. "Apakah disetujui?" Tanya Nurdin Halid sebagai pimpinan sidang dan kemudian mengetok palu tanda pengesahan.
Selanjutnya Munaslub menugaskan ketua umum membentuk tim formatur untuk menyusun kepengurusan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved