Akhirnya, berbagai trik manajemen Lippo Bank untuk mengakali publik dan pemerintah terkuak kepermukaan.Buntutnya, kerajaan bisnis bank yang dibesarkan keluarga Riady ini, kembali menuai badai. {Enggak} kapok.
Sayangnya, direksi Lippo Bank yang diagendakan untuk memperjelas kongkalikong ini dihadapan direksi Bursa Efek Jakarta (BEJ), pekan lalu tak {nongol}. Akhirnya, publik dan pemerintah, kembali harus sabar menanti penjelasan dari anak buah dari bankir kenamaan Mochtar Riady ini.
Yang pasti, berbagai pihak semakin serius memelototi sepak terjang manajemen serta pemilik Lippo Bank. Sebut saja, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai pemegang saham terbesarnya, dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Anehnya, setelah tertangkap dalam kegiatan “manipulasi” terhadap laporan keuangan ini, manajemen Lippo Bank bukannya mempercepat penjelasan mereka kepada publik, malah sebaliknya, mereka melakukan gerakan tutup mulut.
“Direksi diperintahkan tutup mulut,” ujar Presiden Direktur Lippo Bank, I Gusti Made Mantra. Saya diminta puasa bicara,” katanya menambahkan. Semuanya akan dijelaskan oleh Bapepam pekan ini.
Lho, kok Bapepam yang harus menjelaskan? Yang paling pokok menjelaskan adalah manajemen Lippo Bank. Sebab, merekalah yang melakukan tindakan “manipulasi”. Bukan Bapepam. Ada apa dengan Bapepam? Entahlah.
Yang pasti, sejak terkuaknya skandal ini, harga saham Lippo Bank di lantai bursa anjlok. Sebelum skandal terkuak, harga sahamnya Rp 70 per lembar jemblok mencapai titik Rp 25. Dengan anjloknya harga ini, yang paling dirugikan adalah pemerintah, karena posisinya sebagai pemegang saham terbesar.
Simak saja data BPPN. Nilai pasar saham pemerintah di Lippo per 6 Januari hanya Rp 614 miliar, padahal nilai bukunya pada Oktober 2002 masih Rp 1,7 triliun. Sementara bank-bank lain dibawah BPPN-kecuali BII, yang sedang dalam proses konsolidasi nilainya malah naik. Aneh kan?
Seiring dengan kejatuhan harga sahamnya, kinerja Lippo Bank memburuk. Berdasarkan laporan keuangan per September 2002 yang dibuka ke publik pada tanggal 28 November 2002, Lippo Bank masih memiliki aktiva Rp 24,18 triliun dan laba Rp 98,7 miliar.
Rasio kecukupan modalnya {(capital adequacy ratio}/CAR) juga aman, yakni 24,77 persen. Tapi dalam laporan ke Bursa Efek Jakarta pada 27 Desember 2002, tercantum aktivanya tinggal Rp 22,8 triliun dan Lippo merugi Rp 1,27 triliun. Rasio modal minimumnya pun amblas hingga 4,38 persen.
Kenapa nilai asset jadi anjlok? Ternyata ada penurunan nilai aset yang diambil alih, dari Rp 2,39 triliun menjadi hanya Rp 1,42 triliun. Aset ini merupakan jaminan yang diserahkan Grup Lippo sebagai pembayaran atas utang-utangnya kepada Lippo Bank.
Bila sudah demikian, tentu skandal pada Lippo Bank ini tidak berdiri sendiri. Artinya memang ada konspirasi dan secara sistematis memang dirancang. Buktinya, hingga (28/01), skandal ini tak mendapatkan penjelasan yang tuntas. Baik dari otoritas bursa, BPPN dan manajemen Lippo Bank sendiri.
Bisa jadi, seperti yang ditengarai berbagai pihak, bahwa rekayasa laporan keuangan ini diarahkan agar Grup Lippo bisa membeli Lippo Bank dengan harga murah. Apalagi, transaksi jual beli saham Lippo Bank belakangan ini hanya dilakukan oleh broker yang itu-itu saja.
Disamping langkah yang dilakukan melalui broker, manajemen Lippo Bank juga mengarahkan BPPN untuk tidak memiliki pilihan lain, selain melakukan rekap ulang. Maklum saja, yang diserang adalah CAR Lippo Bank agar bertengger dibawah delapan persen. Bila tidak, Bank Indonesia akan menegakkan aturan: Lippo Bank ditutup.
Nah, bila skenario akal-akalan Lippo Bank ini tidak ditangkap pemerintah alias haknya tidak diambil, maka jurus berikutnya Keluarga Mochtar Ryadi akan masuk karena mereka masih punya saham sekitar 8,11 persen melalui Lippo E-Net.
Tentang skenario ini, I Nyoman Sender, pejabat BPPN pun sepakat dengan bosnya. Bahkan, katanya BPPN akan mengganti manajemen Lippo jika mereka tidak mampu mengelolanya. Sebab pengaruh pemilik lama di Lippo Bank masih kuat, meskipun BPPN menguasai 59,25 persen sahamnya. Aneh kan?
© Copyright 2024, All Rights Reserved