PT Jamkrindo Syariah (Jamsyar) menargetkan pertumbuhan bisnis pada tahun 2018 dapat meningkat hingga 20 persen. Sejumlah langkah ditempuh Jamsyar untuk mencapai target itu.
Direktur Utama Jamsyar Gatot Suprabowo mengatakan, target pertumbuhan pada 2018 ini, pihaknya mengejar volume penjaminan hingga Rp16,131 triliun dengan imbal jasa Rp201,750 miliar. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus menambah mitra tanpa melonggarkan kualitas layanan.
“Setiap tiga bulan sekali kami lakukan pembekalan dan pelatihan kepada agen dan mitra terkait analisa produk penjaminan. Sebab, kemampuan analisa menjadi faktor utama untuk memacu tumbuhnya kinerja kami. Selain itu, kemampusn analisa penjaminan akan menekan rasio klaim dari produk penjaminan menjadi lebih rendah,” katanya kepada politikindonesia.com di Jakarta, Kamis (15/02).
Menurutnya, upaya yang dilakukan pihaknya pun membuahkan hasil yang cukup gemilang. Terbukti, dengan kecilnya rasio klaim produk penjaminan dibawah 20 persen di tahun 2017, meningkatnya volume penjaminan (kafalah) mencapai Rp12,2 triliun dan IJK cash basis mencapai Rp155 miliar.
“Kami juga mampu membukukan laba bersih hingga Rp14,352 miliar pada akhir 2017. Angka itu mengalami peningkatan dari tahun 2016 yang hanya Rp5,225 miliar. Sedangkan, aset kami menjadi Rp469,331 miliar dari Rp354,758 miliar pada 2016,” paparnya.
Diakuinya, jumlah terjamin pada 2017 juga meningkat menjadi 128.793 dari 61.378 terjamin, baik di lembaga usaha kecil, menengah, maupun besar. Dari sisi kualitas, pihaknya bersyukur karena capaiannya pada 2017 masih bagus.
“Dimana, rasio klaim pada 2017 sebesar 16,78 persen dari 23,32 persen pada 2016. Default rate pada 2017 sebesar 0,09 persen turun dar 0,13 persen pada 2016. Perbaikan kualitas itu juga berkat kerja sama terjamin dan peningkatan kapasitas para agen,' kata Gatot
Dijelaskan, pada dasarnya semua produknya menjadi produk unggulan di tahun 2018. Karena semua produk diunggulkan. Sehingga mampu menjawab kebutuhan penerima jaminan. Apalagi, dari produk-produk penjaminan tersebut terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun 2017.
“Ini disebabkan produk-produk tersebut diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang masing-masing memang berbeda. Dari 128 ribu jumlah pelaku usaha yang kini menjadi nasabah kami, pelaku usaha menengah masih mendominasi. Sisanya adalah pengusaha berskala besar dan UMKM,” urainya.
Selain itu, lanjut Gatot, pihaknya juga berencana menambah empat kantor cabang layanan hinggq akhir 2018 ini. Pertimbangan pemilihan kota adalah tingkat kebutuhan masyarakat akan produk-produk syariah di masing-masing kota. Itupun tanpa mengabaikan potensi daerah dan BPD setempat yang bisa diajak bermitra.
“Sebenarnya kita targetkan 8 kota yakni di Serang,Padang, Pekan Baru, Pangkal Pinang, Balikpapan, Yogyakarta, Lampung dan Jambi. Tapi setidaknya 4 harus segera terealisasi. Mengenaibpengembangan jaringan, pemilihannya akan berdasarkan potensi daerah yang prospeknya paling bagus,” tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved