Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim kinerjanya pada tahun 2017 sudah berhasil membawa komoditas beras, bawang merah, cabai dan jagung swasembada. Untuk tahun ini, giliran rempah-rempah, bawang putih, gula dan kedelai yang akan jadi fokus kinerja Kementan.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman kepada politikindonesia.com disela-sela Rapat Koordinasi Gabungan Ketahanan Pangan dan Evaluasi Upaya Khusus (Upsus) Tahun 2017, di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (03/01).
Dijelaskan, dalam evaluasi kinerja 2017, Indonesia tak hanya berhasil mengurangi dan menghentikan impor bawang merah. Seperti tahun 2014 impor bawang merah berkurang sebanyak 72.000 ton dan pada 2015 berkurang 12.000 ton. Sedangkan tahun 2016, Indonesia sudah mampu berhenti melakukan impor bawang merah dan bahkan melakukan ekspor bawang merah ke 6 negara, salah satunya Thailand pada 2017.
“Kami juga meminta Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk menyerap gabah sebanyak-banyaknya pada Februari, Maret dan April mengingat pada akhir Januari, petani sudah memasuki panen puncak. Apalagi, saat ini stok beras yang dimiliki Bulog sekitar 1 juta ton. Jumlah tersebut akan bertambah memasuki panen puncak akhir Januari 2018. Oleh sebab itu, Bulog diminta mengantisipasi kemungkinan jatuhnya harga beras pada panen raya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya mencatat luas tanam padi pada Oktober hingga Desember 2017 sebanyak 4,8 juta hektare (ha), atau turun 413.000 ha dari periode yang sama tahun 2016 sebanyak 5,2 juta ha. Sementara itu, luas tanam jagung Oktober sampai Desember 2017 sebanyak 2,27 juta ha atau naik 132.000 ha dari periode yang sama tahun 2016 sebesar 2,1 juta ha. Sementara itu, luas tanam kedelai pada Oktober sampai Desember 2017 sebanyak 189.000 atau meningkat 106 ribu ha dari periode yang sama tahun 2016 hanya sebesar 83.000 ha.
Sedangkan luas tambah tanam (LTT) padi, jagung dan kedelai pada 2018 akan ditingkatkan. Untuk padi sebesar 3 juta ha, padi, 4 juta ha untuk jagung dan 1 juta ha untuk kedelai. Selain itu, kami juga meminta sejumlah provinsi dengan luas tanam padi lebih rendah dari tahun lalu dapat mengejar selisih luas tanam pada Januari 2018. Provinsi itu di antaranya Jambi, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Papua Barat,” papar Amran
Namun, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi petani bawang merah di Brebes, Jawa Tengah yang mengalami anjloknya harga hingga mencapai 70 persen atau seharga Rp4.000 per kilogram (kg). Menanggapi hal itu, pihaknya bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah sepakat untuk menugaskan Perum Bulog agar membeli bawang merah tersebut seharga Rp15.000 per kg.
“Kami sudah sepakat, Perum Bulog harus bisa menyerap bawang merah seharga Rp15.000 per kg. Berapa pun jumlah, harus diserap hingga harga kembali netral. Tak perlu pikir-pikir lagi untuk melaksanakan keputusan itu dengan alasan komersial perusahaan. Ini adalah perintah Presiden Jokowi. Hal itu dilakukan untuk mengatasi harga bawang merah karena harganya saat ini bisa mematikan petani,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengaku belum menyatakan kesiapannya untuk menyerap dengan harga Rp15.000 per kg. Karena serapan bawang merah akan dilakukan dengan kerangka komersial atau mempertimbangkan keuntungan perusahaan.
“Untuk komoditas bawang merah kami beri dengan kerangka komersial. Karena bawang merah itu perputarannya cepat. Kalau kalau beli, tapi tidak bisa kami jual, maka terpaksa kami buang. Karena bawang mereh cepat membusuk. Sehingga kami tidak ingin itu terjadi. Jadi harus seimbang,” ucapnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved