Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan produksi perikanan budidaya. Adapun target nilai produksi perikanan budidaya tahun 2015 mencapai Rp174,7 triliun dengan volume produksi sebanyak 17,9 juta ton.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Suebjakto mengatakan target nilai produksi perikanan budidaya pada 2015 meningkat, jika dibandingkan dengan nilai produksi perikanan budidaya pada 2014 sebesar Rp109,78 triliun dengan investasi mencapai Rp23,25 triliun.
"Untuk terus meningkatkan nilai dan volume produksi, kami memerlukan dukungan dengan investasi dan kerja keras para stakeholder serta dukungan kebijakan dari pemerintah," katanya kepada politikindonesia.com, usai pembukaan IndoAqua 2015 di Indonesian Convention Exhebition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tanggerang, Kamis (29/10).
Slamet menyebutkan, produksi perikanan budidaya secara nasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir, telah meningkat 23,74 persen dari 6,27 juta ton di 2010, menjadi 14,52 juta di 2015. Dari total produksi 14,52 juta ton di 2015, 70,45 persennya merupakan produksi rumput laut, 22 persennya berasal dari budidaya ikan air tawar seperti patin, nila, lele, gurame dan juga bandeng.
"Kemudian untuk udang, komoditas laut seperti kakap dan kerapu, produksinya adalah 4 persen dari total produksi. Ini menggambarkan bahwa usaha perikanan budidaya adalah usaha yang sifatnya padat karya. Mampu menyerap banyak tenaga kerja, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan menjadi tulang punggung perekonomian baik daerah maupun nasional," ungkapnya.
Itu artinya, lanjut Slamet, produksi perikanan budidaya nasional meningkat 24,7 persen setiap tahunnya. Hal itu karena, Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Salah satunya adalah kekayaan sumber daya alam, yang dapat dimanfaatkan untuk sektor perikanan budidaya.
"Potensi lahan budi daya laut seluas 11,8 juta hektare, lahan budidaya payau seluas 2,3 juta hektare dan lahan budi daya air tawar seluas 2,5 juta hektare, baru sebagian kecil dimanfaatkan," paparnya.
Dijelaskan, dalam rangka mempromosikan potensi ekonomi dan bisnis perikanan budidaya dan sekaligus untuk menarik investor di bidang perikanan budidaya, pihaknya kembali menggelar IndoAqua 2015. Kegiatan Indoaqua 2015 meliputi seminar, pameran dan juga temu bisnis. Selain itu juga ada kegiatan melibatkan anak-anak, untuk lebih mengenalkan dunia perikanan.
"Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang kami selenggarakan sejak tahun 2006. Penyelenggaraan tahun ini merupakan yang ke-8 kalinya. Peserta yang hadir pun beragam. Mulai dari peneliti, perekayasa, kalangan akademisi, pembudidayaan, pengusaha perikanan, praktisi perikanan budidaya dan juga masyarakat umum yang tertarik untuk menjadi wirausaha perikanan budidaya," tandasnya.
Ditambahkan, untuk terus mengembangkan perikanan budidaya yang lebih kreatif dan inovatif, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya melalui pemberian nilai tambah. Baik itu melalui penggunaan benih bermutu yang dihasilkan oleh induk unggul, bebas antibiotik dan obat-obatan yang dilarang, dan juga melaksanakan usaha budi daya sesuai dengan Good Aquaculture Practices.
"Yang paling penting adalah bahwa perikanan budidaya didorong untuk berkelanjutan, baik dari aspek lingkungan maupun usaha. Dengan melakukan usaha budidaya yang ramah lingkungan, maka usaha tersebut dapat terus berlanjut dan meningkatkan kesejahteraan," tukasnya.
Slamet memaparkan, saat ini perikanan budidaya telah menjadi bidang usaha yang calculated risk. Sehingga dapat mengurangi risiko kegagalan. Semua itu karena adanya penguasaan teknologi perikanan budidaya yang inovatif dan adaptif.
"Selain itu, saat ini perikanan budidaya juga berperan dan mendukung progam ketahanan pangan. Sebab mampu menyediakan produk selain meningkatkan pendapatan dan gizi masyarakat," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved