Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, upaya penyerangan terhadap penyidik KPK tak hanya menimpa Novel Baswedan. Jauh sebelumnya, pada 2015 penyerangan penyerangan ke penyidik juga terjadi. Kasus itu belum terungkap hingga saat ini.
“Penyiraman soda api ke mobil penyidik itu juga sudah dilaporkan tentu ke Polri. Bahkan penyidiknya juga sudah diperiksaa saat itu sebagai pelapor," terang Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah kepada pers, Rabu (14/03).
Febri mengatakan, pelaku penyerangan tersebut, belum ditemukan hingga saat ini. Hal ini serupa dengan kasus Novel yang hingga hampir setahun bergulir, namun pelakunya belum terungkap.
“Sejak 2015 pelaku penyiram soda api ke penyidik KPK belum ditemukan," kata Febri.
Dikatakan Febri, pengungkapan kasus ini penting, bukan semata soal pengungkapan pelaku kejahatan, tetapi juga mencegah agar teror yang sama kembali terjadi. Sebab, ujar dia, siapa pun bisa menjadi sasaran.
“Bukan hanya pegawai KPK tapi masyarakat sipil dan bahkan jurnalis yang mengungkap kasus korupsi tidak luput dari potensi teror tersebut. Karena itulah, pengungkapan pelaku serangan tersebut sangat penting," ujarnya.
Sebelumnya, Agus Rahardjo membenarkan adanya penyerangan air keras terhadap penyidik KPK sebelum peristiwa yang dialami Novel Baswedan. Agus mengatakan salah satu korban itu adalah penyidik senior di KPK. Selain disiram air keras, rumah penyidik tersebut dilempar dengan bom molotov.
“Mobilnya itu kalau nggak salah penyidik yang senior, malah ada yang rumahnya dilempari bom molotov," kata Agus di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (14/03).
© Copyright 2024, All Rights Reserved