Seluruh jajaran di Kementerian Pertanian diminta turun ke lapangan untuk memantau produksi pangan di seluruh Indonesia. Saat ini memang sangat dibutuhkan gerak cepat untuk menghadapi panen raya yang akan dimulai pertengahan Februari ini.
"Semua harus gerak. Dirjen harus turun ke lapangan. Jadilah pelayan yang baik bagi petani. Inilah momen membangun pertanian Indonesia. Tidak ada lagi waktu untuk berleha-leha. Kalau tidak mencapai target, mereka pasti akan kaget karena akan menjadi target (pemecatan)," kata Menteri Pertanian kepada politikindonesia.com di Kantor Kementan Jakarta, Jumat (03/02).
Menurut Amran, hingga kini sudah ada 615 pejabat di lingkungan Kementan yang dipecat karena kerja terlalu santai dan tidak memenuhi target. Gerak cepat dibutuhkan guna menghadapi panen raya sekaligus awal tanam baru. Pihaknya mengaku tidak akan berhenti bekerja hanya karena tidak lagi impor beras.
"Kita harus kerja keras sehingga bisa menjadikan Indonesia tercinta ini sebagai lumbung padi dunia. Sehingga kita bisa menciptakan sejarah baru di sektor pangan. Jadi semua pejabat di Kementan harus siap-siap ke lapangan dan kalau perlu tidur di lapangan agar target kita tercapai bahkan surplus," tandasnya.
Pada kesempatan itu, dia juga meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) dan instansi terkait untuk bergerak cepat membeli gabah petani. Karena para petani tidak mungkin mengatur pasokan produk panen segar ke pasar. Pembeli gabah bukan konsumen akhir dan jumlah petani produsen padi sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.
"Kami tak ingin gabah para petani dibeli oleh tengkulak dengan harga di bawah HPP. Oleh karena itu, kami meminta Bulog untuk proaktif membeli gabah dari petani. Beberapa hari lalu, kami pun sudah melakukan rapat koordinasi (Rakor) lintas kementerian. Hasilnya, diputuskan pada Januari 2017 harga gabah kering giling (GKG) sekitar Rp3.500 hingga Rp3.700 per kilogram (kg) dan pemerintah harus hadir untuk turun tangan di tengah petani agar petani tidak merugi pada saat panen raya," katanya.
Dijelaskan, biasanya pembeli gabah menjual gabahnya ke penggilingan dan kemudian dibeli oleh pedagang besar yang akan menyimpan atau mendistribusikan berasnya ke pedagang pengecer di pasar. Untuk menjamin pasokan pangan bagi rakyat dengan harga terjangkau bagi konsumen pihaknya akan berupaya memperbaiki irigasi yang rusak dan membangun embung-embung sebanyak mungkin di desa-desa.
"Setiap embung dan irigasi ini di pedesaan diharapkan mampu mengairi lahan seluas sekitar 100 hektar hingga 200 hektar di setiap desa. Langkah tersebut kami lakukan agar kami tak lagi bergantung pada impor. Sehingga petani pun bisa meraup untung," imbuhnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved