Tiga dari tujuh jembatan di Kecamatan Cangkringan yang ambrol akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Merapi, segera dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pembangunan permanen jembatan yang putus di wilayah Kecamatan Cangkringan tidak dilakukan dalam waktu dekat, tetapi menunggu kondisi yang aman.
“Yakni kalau sudah terbentuk aliran permanen Sungai Opak dan Gendol," kata Bupati Sleman Sri Purnomo, Rabu (12/01).
Untuk memperlancar mobilitas warga Cangkringan dan juga mempermudah siswa menuju sekolah, ujar Purnomo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman juga akan membangun jembatan sementara di tiga titik jembatan yang putus.
Tiga jembatan sementara ini dibangun di tiga titik yakni di Dusun Teplok, Desa Rogomulyo, Dusun Krajan, Desa Wukirsari dan Dusun Panggung, Desa Argomulyo. Jembatan sementara ini hanya dapat dilewati untuk pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor.
Purnomo mengatakan, pembuatan jembatan sementara diharapkan dalam pembangunannya memperhatikan keamanan. Selain itu juga tidak menimbulkan bahaya dan tidak menghambat aliran material lahar Merapi. Terpenting tujuannya adalah untuk memudahkan aktivitas masyarakat setempat. Sedangkan untuk lalu lintas umum masyarakat dialihkan pada jalur-jalur alternatif.
Terkait dengan masih tingginya ancaman banjir lahar dingin baik melalui Sungai Gendol maupun Opak, Pemkab Sleman terus berupaya melakukan normalisasi aliran sungai Opak dan Gendol.
Purnomo menjelaskan, normalisasi di titik-titik rawan Sungai Gendol dan Opak, terus dilanjutkan dan dioptimalkan untuk mengurangi melubernya lahar dingin ke permukiman.
Masyarakat diperbolehkan untuk melakukan normalisasi dan juga memanfatkan pasir, tetapi harus memperhatikan keamanan. Jangan sampai dengan penambangan akan menimbulkan kerawanan keamanan menyangkut lahar dingin.
"Kami minta masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan normalisasi sungai sesuai dengan peraturan Bupati yang telah dikeluarkan,” kata Purnomo.
Bahkan Bupati juga memperingatkan masyarakat yang mengambil pasir didekat tanggul-tanggul yang telah dibuat untuk menahan banjir lahar dingin. Masyarakat yang ingin memanfaatkan pasir diharapkan dapat mengambil jalan yang tertimbun pasir. Sekaligus untuk membuka akses jalan dan menjaga kenyamanan dan keamanan warga terhadap ancaman lahar dingin menjadi prioritas saat ini.
"Tanggul-tanggul yang kritis segera diperbaiki termasuk lokasi-lokasi yang dimungkinkan rawan lahar juga diperbaiki,” ujar Purnomo.
Prinsipnya, ujar Purnomo lagi, keamanan masyarakat diutamakan, aliran lahar dingin tetap diupayakan melewati aliran Sungai Gendol. Untuk itu pengerukan dan pembuatan termasuk pembuatan tanggul sebagai penahan lahar dingin terus dilakukan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved