Proses transisi pengelolaan lapangan migas Blok Mahakam di Kalimantan Timur bisa segera dimulai. PT Pertamina (Persero) telah diminta untuk berbicara dengan Total E&P Indonesie sebagai pengelola saat ini, untuk membicarakan pengalihan blok yang kontraknya bakal berakhir tahun 2017 itu.
“Kepada Pertamina kami sudah minta untuk mulai bicara dengan operator existing (Total) supaya transisi berjalan mulus," terang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, di Jakarta, Jumat (27/03).
Kementerian ESDM melalui Dirjen Migas dalam 1 bulan kedepan akan memfasilitasi dialog antara Pertamina dengan Total untuk menjamin proses transisi berjalan dengan baik. “Kalau Pertamina akan menjadi operator tahun 2018, mulai sekarang harus masuk atau ikut dalam proses transisi supaya informasi, knowledge, dan teknologi bisa mulai dikelola bersama,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, pemerintah akan segera mengeluarkan surat untuk Pertamina yang berisi penyerahan pengelolaan Blok Mahakam pasca-2017. “Sementara, satu surat lagi ke Total yang menyatakan tidak memperpanjang kontrak Mahakam," ujarnya.
Sesuai Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi, ada dua opsi untuk blok yang masa kontraknya habis, yakni diperpanjang atau Pertamina bisa mengajukan untuk mengelolanya.
Menteri ESDM bisa menyetujui permohonan itu sepanjang Pertamina 100 persen dimiliki negara. Pertamina secara resmi telah mempresentasikan proposal kesanggupan mengelola Mahakam kepada pemerintah. Atas presentasi tersebut, pemerintah optimistis Pertamina sanggup mengelola Mahakam pasca-2017.
Blok Mahakam bernilai strategis karena memproduksi sekitar 280.000 barel setara minyak per hari. Pemerintah menargetkan penandatanganan kontrak kerja sama Mahakam dengan Pertamina bisa dilakukan pada 2015 meski berlaku setelah 2017.
© Copyright 2024, All Rights Reserved