Ada yang baru dalam tahun ajaran 2011 ini di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Kampus itu resmi membuka program studi Manajemen Tanggap Bencana. Sebuah bidang pendidikan yang dikhususkan untuk mahasiswa Strata-2 yang memberikan pengelolaan pendidikan manajemen tanggap bencana yang lebih komprehensif.
Rektor UGM Sudjarwadi menerangkan, pembukaan program khusus S-2 itu didasarkan kepada pertimbangan kondisi geografis dan geologis Indonesia yang berada di kawasan ring of fire. Inilah yang menyebabkan Indonesia kerap kali dilanda bencana
Setiap kali Indonesia terjadi bencana, maka perlu mendapat penanganan manajemen yang baik. Karena itulah jurusan yang khusus menangangi manajemen tanggap bencana dibuka oleh UGM. “ Agar korban tak terlampau menderita akibat terkena bencana,” kata Sudjarwadi kepada wartawan kemarin.
Sudjarwadi melanjutkan argumennya. Dalam setiap bencana, diperlukan seseorang atau lembaga yang sikap mentalnya baik dalam mengurusi bencana. Diharapkan dengan mengikuti program manajemen tanggap bencana, maka pada setiap bencana alam yang terjadi di Indonesia bisa tertangani oleh orang yang ahli menangani bidang kebencanaan.
Sementara itu, Kepala Humas UGM, Suryo Baskoro menjelaskan, program studi baru tersebut tidak diberikan kepada mahasiswa S1. Pasalnya, soal kebencanaan, sudah ada bidang yang menangani di tingkat fakultas seperti geografi. Manajemen tanggap bencana dibuka untuk mahasiswa S2 untuk memberikan penanganan bencana lebih komprehensif.
Di wilayah Yogyakarta sendiri, warganya memiliki Gunung Merapi, sebagai gunung teraktif di dunia. Setiap empat tahun sekali Merapi meletus. Terakhir, Merapi memakan korban mencapai 234 nyawa.
Yogyakarta juga pernah terkena bencana gempa bumi akibat sesar opak yang membelah wilayah Yogyakarta. Sekitar 6000 orang meninggal akibat gempa bumi ini. “Jadi dengan potensi bencana yang ada di wilayah kita, maka memerlukan manajemen tanggap bencana.
© Copyright 2024, All Rights Reserved