Pemerintah Vietnam berharap Amerika Serikat (AS) mempercepat pencabutan embargo senjata atas negara mereka.
“Percepatan itu akan merefleksikan saling percaya antara dua negara dan pengakuan atas kebutuhan untuk membela diri,” kata Kementeriaan Luar Negeri Vietnam, Kamis (12/05).
Komentar Vietnam mengenai topik yang sejak lama menjadi sumber gesekan dengan AS itu dibuat hanya sepekan menjelang kunjungan Presiden Barack Obama. Lawatan Obama dan komentar Vientman itu juga terjadi di tengah debat di Washington mengenai pencabutan larangan yang sudah diperlonggar pada akhir 2014 itu.
Embargo senjata merupakan salah satu sisa zaman Perang Vietnam. AS tidak mengindikasikan kepada masyarakat bahwa mereka akan mencabut embargo.
Namun langkah itu akan bergantung pada kemajuan yang ditunjukkan Vietnam soal hak asasi manusia (HAM). "Kami menyambut baik percepatan AS untuk mencabut secara penuh larangan penjualan senjata kepada Vietnam," kata Kementerian Luar Negeri Vietnam. "Ini sejalan dengan tren perkembangan kerja sama komprehensif yang menunjukkan kepercayaan antara kedua negara," kata Kementerian Luar Negeri Vietnam.
Pencabutan embargo akan menjadi langkah besar ke depan dalam hubungan 21 tahun setelah dimulainya normalisasi.
Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan, Vietnam menyambut baik banyaknya suara pendukung di AS yang menyerukan pencabutan embargo.
Hubungan AS dengan Vietnam meningkat pesat selama 2014. Perkembangan itu oleh para pakar disebut sebagai langkah terukur AS untuk fokus pada memburuknya hubungan antara Vietnam dan tetangga komunis Tiongkok terkait konflik wilayah di Laut China Selatan.
Vietnam menjadi tuan rumah simposium pertahanan pekan ini yang dihadiri oleh produsen-produsen senjata besar AS termasuk Boeing dan Lockheed Martin.
Kerahasiaan melingkupi acara tersebut, yang merupakan bagian dari upaya Vietnam membangun penghalang militer di saat Tiongkok mengintensifkan pembentengan pulau-pulau di Laut China Selatan yang dikuasai atau dibangun baru dari awal.
Vietnam sedang melakukan pembicaraan dengan pabrik-pabrik senjata AS dan Barat untuk meningkatkan armada perangnya.
Misalnya peningkatan jet tempur, helikopter, dan pesawat patroli maritim, meskipun Rusia yang merupakan pemasok tradisionalnya, memiliki posisi dominan.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, Vietnam tidak berniat membentuk aliansi militer "melawan negara lain" dan kebijakannya adalah soal pertahanan diri.
"Pengadaan perlengkapan pertahanan oleh Vietnam dari negara-negara mitra adalah seutuhnya normal, sesuai dengan kebijakan pertahanan yang damai. Kami tidak bersekutu atau terkait secara militer dengan negara manapun melawan negara lain," sebut Kementerian Luar Negeri Vietnam.
© Copyright 2024, All Rights Reserved