Vincentius Amin Sutanto, terpidana kasus pencucian uang pajak PT Asian Agri, mendapatkan pengurangan hukuman dari Kementerian Hukum dan HAM. Remisi ini merupakan bentuk penghormatan negara kepadanya yang telah membantu pengungkapan kasus penggelapan pajak triliunan rupiah di perusahaan milik taipan, Sukanto Tanoto tersebut.

Jumat siang (28/12), Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana menemui Vincent yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. “Saya datang ke sini untuk memastikan insentif reward kepada Vincent yang akan kita berikan. Tadi saya lihat permohonan revisi natalnya sudah ada, Nanti akan dilengkapi syarat-syaratnya mudah-mudahanan bisa menghirup udara bebas sebagai penghormatan negara kepada Vincent yang telah membantu negara mengungkap penggelapan pajak," ujar Denny

Ia mengatakan, kebijakan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2012 tentang pengetatan pemberian remisi narapidana yang baru ditandatangani Presiden SBY pada 12 November 2012 lalu. Vincent sebagai justice colaborator dianggap telah memenuhi unsur syarat PP itu.

Seperti diketahui, Vincent adalah mantan Finance Control perkebunan sawit Asian Agri yang melaporkan pengemplangan pajak sebesar Rp1,2 triliun lebih yang dilakukan perusahaannya ke Direktorat Jendral Pajak pada 2006 silam. Ia sendiri divonis 11 tahun penjara karena dituduh melakukan pencucian uang dalam kasus tersebut.

Belum lama ini, putusan kasasi Mahkamah Agung atas terdakwa Suwir Laut, menyatakan menyatakan Asian Agri turut bersalah menggelapkan pajak. MA memerintahkan 14 perusahaan yang tergabung dalam Asian Agri Group untuk membayar denda 2 kali pajak terhutang yang kurang dibayar. Totalnya, Asian Agri wajib membayar Rp 2,520 triliun ke negara.

Pemberian kebijakan remisi kepada Vinscent atas perannya sebagai justice collaborator kasus ini. Bantuan Vinscent telah mampu mengungkap penggelapan pajak yang merugikan negara triliunan rupiah itu.

Denny mengungkap, dirinya memiliki hutang kepada Vincent semenjak menjadi Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Menurutnya setelah menjadi justice collabator, faktor keamanan Vicent akan menjadi penting. Denny mengatakan, apresiasi justice collabator ini menjadi pesan khusus bagi pelaku kejahatan terorganisir lainnya.

“Keamanan bagi Vincent di luar nanti juga penting. Keamanan dia perlu kita perhatikan. Negara akan bekerja semaksimal mungkin memberikan konvensi ada LPSK, kepolisian. Ini pesan bagi smua yang terkena tindak pidana khususnya yang teroganisir korupsi,” tandas Denny.