APAKAH Anies Baswedan itu calon gubernur Jakarta terbaik? Jawabanya pasti subjektif. Kalau anda pendukung Anies, anda akan jawab yes. Anda punya banyak data untuk menunjukkan itu. Argumentasi anda sangat meyakinkan. Setidaknya untuk mereka, para pendukung Anies.
Tapi, kalau anda pendukung lawan Anies, maka jawaban anda pasti no. Anda tidak akan bisa menerima apapun yang dikatakan orang tentang kehebatan Anies. Anda nggak akan mau lihat semua data terkait prestasi Anies. Namanya juga sudah nggak suka.
Tapi, validasi akan pasti terjadi. Hanya soal waktu. Sebagaimana biasa kita bilang: "biarlah sejarah yang nanti akan bicara". Lagi-lagi, sejarah juga tidak selalu bisa netral.
Masing-masing, baik pendukung maupun lawan Anies punya data dan argumentasinya sendiri. Subjektif !
Tapi, apakah Anies calon gubernur Jakarta terkuat saat ini? Jawabannya ada di survei. Sudut pandangnya sama. Objektif dan tidak perlu diperdebatkan. Jika ada perdebatan, itu perdebatan politis. Bagian dari strategi kontestasi. Tapi, survei adalah data kekinian. Anda nggak bisa membantahnya.
Semua lembaga survei, tanpa terkecuali, merilis Anies sebagai calon gubernur Jakarta dengan elektabilitas tertinggi. Jauh melampaui nama-nama calon yang populer dan beken.
Litbang Kompas misalnya, merilis survei terakhir. Anies tertinggi, disusul Ahok, lalu Ridwan Kamil. Hanya saja, Litbang Kompas nggak merilis berapa angka elektabilitas Anies vs Ahok ketika head to head. Kenapa? Ya, anda bisa tanyakan ke Kompas. Mungkin hasilnya terlalu jomplang. Di sini, ada kesan kurang fair.
Elektabilitas Anies di Jakarta relatif stabil. Kenapa? Karena pemilih Anies itu die hard. Pendukung dan pemilih militan. Ini yang sangat diperhitungkan oleh bakal calon lawan Anies. Ini mungkin yang membuat Ridwan Kamil dan Kaesang Pangarep balik kanan.
DPP PKS dan Nasdem sudah deklarasi Anies for gubernur Jakarta. DPW PKB dan DPD PDIP Jakarta sudah menyatakan dukungan kepada Anies. Keduanya secara resmi menunggu surat dari DPP.
PAN mulai mempertimbangkan untuk ikut mengusung Anies di Pilgub Jakarta. Apa artinya? Lirikan PAN ke Anies bisa diartikan bahwa partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) asuhan presiden Jokowi sudah mulai cair.
Kabarnya, Prabowo Subianto akan bersikap netral terhadap Pilgub Jakarta. Dengan sikap netralnya Prabowo sebagai penguasa baru ini akan memberi ruang demokrasi yang lebih fair.
Sikap netralnya Prabowo menjadi kabar gembira bagi rakyat Indonesia akan masa depan demokrasi yang hidup kembali.
Dimulai di arena pemilu. Tidak sebagaimana pemilu-pemilu sebelumnya yang punya kesan menakutkan dan mengerikan, karena didominasi oleh berbagai pelanggaran dan ancaman.
Anda yang tidak mengamati dengan fokus dan serius, tentu tidak setuju dengan pernyataan ini. Itu hak anda untuk setuju atau tidak setuju.
Diharapkan dinamika dan tragedi pemilu segera menjadi masa lalu seiring dengan bergantinya presiden. Meski begitu, peristiwa di dua pemilu terakhir tidak akan pernah lepas dari catatan sejarah.
Demokrasi mesti memberi ruang yang lebih luas kepada setiap anak bangsa untuk ikut berkontestasi secara bebas. Tanpa intervensi dan intimidasi kekuasaan.
Biarlah secara natural lahir para tokoh yang diminati oleh rakyat. Mereka menjadi kuat bukan karena dukungan kekuasaan, tapi karena dukungan rakyat. Anies adalah salah satu tokoh yang kuat karena dukungan rakyat.
Diharapkan ke depan akan ada Anies-Anies baru yang lahir dari dukungan rakyat, bukan dari intervensi kekuasaan.
Mereka yang lahir dari dukungan rakyat umumya adalah karena faktor prestasi. Kalau para pemimpin terpilih itu adalah mereka yang berprestasi, tidakkah ini akan memberi optimisme untuk masa depan bangsa.
*Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
© Copyright 2024, All Rights Reserved