Dekrit Rakyat Semesta Kembali ke Pancasila dan UUD 1945

DI awal tahun 2025 ini, aku secara berkala merasa kedatangan kabar yang datang dari arah langit; disampaikan dengan desir angin menyentuh jiwa-jiwa muda, yang sedang termenung di bawah bintang-bintang menatap masa depan mereka yang makin suram.
Kabar itu tak datang dalam bentuk isyarat, tidak datang dalam bentuk wahyu atau suara menggemuruh, tapi bisik halus yang merambat dari satu mimpi ke mimpi lainnya, menelusuri garis darah dalam DNA para keturunan manusia yang disebut Generasi Alpha.
Kabar itu membisikkan bahwa atas izin Tuhan dan dipimpin langsung oleh Sang Maha Kuasa, semesta kini sedang bergerak cepat mengorkestrasi seluruh bangsa-bangsa di muka bumi. Menjadikan tahun 2025 ini sebagai tahun perubahan, mewajibkan semua bangsa-bangsa di dunia wajib meninggalkan semua sistem yang masih mendukung penjajahan, serta semua sistem yang tidak memanusiakan manusia.
Saudara-saudaraku sebangsa se Tanah Air, jiwa-jiwa yang lahir dari peluh leluhur, tumbuh di tengah reruntuhan harapan dan janji pembangunan, diberi pendidikan tinggi tapi dibesarkan dalam ekonomi rendah, diwarisi mimpi punya atap sendiri tapi bata rumahmu berjatuhan dengan sangat cepat.
Tahukah kalian betapa sekarang ini para leluhurmu menangis dalam hening, menyaksikan generasi yang dahulu telah mereka doakan kini justru hidup di tengah bayangan tanah yang tak bisa dimiliki karena harga rumah menanjak lebih cepat dari jumlah pendapatan.
Bumi yang seharusnya dipijak bersama, dikapling-kapling seperti warisan raja-raja tamak, dibeli orang yang tak butuh rumah untuk berteduh, tapi hanya demi angka-angka dalam portofolio.
Sementara kalian hidup di ruang yang hanya cukup untuk meletakkan buku dan secangkir teh, lalu harus berlari mengejar ilusi dalam bayang-bayang utang yang tak kunjung lunas.
Adakah yang lebih getir dari menyadari ‘upah per bulanmu’ tak cukup untuk bayar DP rumah paling sederhana sekalipun? Bahwa bekerja keras, belajar giat, hidup hemat tidak menjamin kau bisa punya sepetak tanah untuk menyemai kehidupan?
Para ekonom, dengan angka dan grafik harga properti naik berkali-kali lipat dalam dua dekade terakhir sementara pendapatanmu tertatih-tatih seperti pejalan kaki di tengah arus kendaraan investasi yang melaju kencang.
Takdir macam apa yang diberikan negara pada generasi yang dipaksa sewa apartemen. Hidup dari lahir hingga mati dalam kontrakan, bercinta di apartemen sewaan, membesarkan anak di kamar kos dan meninggal di tempat yang tak pernah bisa disebut milik.
Padahal rakyatlah pemegang kedaulatan tertinggi. Tanpa rakyat, tidak ada negara.
Para sahabat seperjuang, kelompok/organisasi (besar/kecil yang terserak di seantero negeri, yang sama-sama merindukan negara/bangsa ini kembali ke Pancasila dan UUD ’45.
Kita tahu kehancuran bangsa ini adalah dampak dari perusakan Pancasila dan UUD ’45 yang berlangsung di tahun 1999 hingga tahun 2002. Dua puluh lima tahun kita membiarkan bangsa ini dirusak UUD palsu.
Cukup! Mari! Rapatkan barisan! Sebagai bangsa beradab, dan bertanggung jawab, kita tidak akan membiarkan bangsa ini hilang, tanpa nama.
Dengan “DEKRIT RAKYAT SEMESTA” kita kembalikan Pancasila & UUD ’45 ke tempat yang semestinya, ikut ambil bagian dalam orkestrasi perubahan global yang sekarang sedang digerakkan semesta.
*Penulis adalah Aktivis Sosial Indonesia
© Copyright 2025, All Rights Reserved