Produk akuakultur Indonesia harus terus ditingkatkan agar daya saingnya menuju level tertinggi. Akuakultur pun terus dihadapkan pada berbagai tantangan., termasuk revolusi industri 4.0.
Akuakultur atau perikanan budidaya menjadi andalan suplai ikan dunia saat ini. Pertumbuhannya yang terus meningkat setiap tahun dan potensinya masih sangat luas untuk dikembangkan.
“Tanpa peningkatan kualitas produk akuakultur Indonesia mustahil bisa bersaing dengan produk serupa dari negara lain. Isu utama yang diangkat pada era industri 4.0 adalah daya saing dan produktivitas,” kata Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto kepada politikindonesia.com usai membuka Aquatica Asia & Indoaqua 2018 di Jakarta, Rabu (28/11).
Dia menjelaskan, untuk menjawab peluang dan tantangan tersebut, pemerintah telah meluncurkan road-map implementasi industri 4.0. Yaitu, sebuah era industrialisasi yang berbasis pada modernisasi teknologi informasi yang terdapat penggabungan antara teknologi otomatisasi dengan teknologi internet.
“Industri 4.0 tentunya menjadi ajang baru sekaligus tantangan bagi subsektor akuakultur. Yaitu, bagaimana menciptakan sistem akuakultur yang efisien berbasis teknologi digital. Sehingga diperlukan dukungan yang kuat dari teknologi yang efisien, untuk bisa menghasilkan produk berdaya saing yang tinggi,” ujarnya.
Selain itu lanjutnya, mutu produk yang terjamin dan rantai sistem produksi yang efisien dari hulu ke hilir. Tak lupa, sumber daya manusia (SDM) maupun mesin yang efisien. Sebab, dengan kehadiran teknologi digital yang mumpuni mampu menciptakan efisiensi mata rantai pasok industri perikanan sekaligus terciptanya pemberdayaan bagi pembudidaya skala kecil.
“Kehadiran teknologi, juga akan memotong rantai bisnis yang panjang. Misalnya, saat distribusi produk perikanan budidaya dilakukan.Adapun, rantai bisnis yang panjang tersebut, biasanya selalu dimulai dari pembudidaya ikan sampai berakhir di tangan konsumen,” ungkapnya.
Dia menegaskan, ketergantungan dengan rantai bisnis yang panjang tersebut, mengakibatkan akumulasi margin dalam komponen harga banyak dibebankan kepada konsumen. Kebiasaan itu, harus diubah untuk meningkatkan daya saing produk akuakultur. Apalagi, komoditas ekspor perikanan budidaya seperti kakap putih, udang, kerapu dan rumput laut merupakan komoditas perikanan yang paling siap bertransformasi menuju industri 4.0.
“Transformasi bisnis akuakultur ke dalam bagian industri 4.0 diharapkan memberi solusi terbaik, khususnya dalam membangun sebuah sistem produksi yang lebih efisien dan terukur mulai dari aspek teknis, manajemen dan penguatan SDM, dan aspek manjemen bisnisnya,” tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved