Kehadiran aplikasi kecerdasan baru buatan China, DeepSeek, mengagetkan dunia. Bukan hanya soal biaya yang murah, namun aplikasi ini disebut mampu menandingi Chatbot AI buatan OpenAI.
Tak sampai dua pekan sejak diluncurkan, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari dua juta pengguna dan menjungkirbalikkan harga saham dunia teknologi digital.
Belakangan muncul isu bahwa terjadi pelanggaran data pribadi hingga kebocoran data sensitif pengguna DeepSeek. Sejumlah negara memutuskan mengambil langkah antisipatif.
Italia memutuskan memblokir sementara aplikasi DeepSeek di negaranya. Otoritas perlindungan data negara di Italia meminta informasi tentang penggunaan data pribadi warganya.
"Berita tentang penarikan aplikasi itu baru beberapa jam yang lalu, saya tidak dapat mengatakan apakah itu karena kami atau bukan," kata Kepala Regulator Data Italia, Pasquale Stanzione, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Jumat (31/1/2025).
"Kantor kami akan meluncurkan investigasi mendalam untuk melihat apakah aturan GDPR (Regulasi Perlindungan Data Uni Eropa) dipatuhi," imbuh Stanzione.
Pada hari Selasa lalu (28/1/2025), Regulator Italia, yang dikenal sebagai Garante, mengatakan bahwa mereka ingin mengetahui data pribadi apa yang dikumpulkan, dari sumber mana, untuk tujuan apa, atas dasar hukum apa, dan apakah data tersebut disimpan di Tiongkok. DeepSeek dan perusahaan afiliasinya diberikan waktu selama 20 hari untuk menanggapi.
Stanzione juga mengatakan bahwa regulator sedang mencari jaminan tentang perlindungan bagi pengguna aplikasi di bawah umur, tentang penghindaran bias, dan penghindaran campur tangan pemilu.
Pemberitahuan yang ditampilkan kepada pelanggan Italia di App Store Apple mengatakan bahwa aplikasi tersebut "saat ini tidak tersedia di negara atau wilayah tempat Anda berada". Sebuah pesan di platform aplikasi Google mengatakan bahwa unduhan tersebut "tidak didukung" di Italia.
DeepSeek tampaknya masih beroperasi bagi pengguna Italia yang sebelumnya telah mengunduh aplikasi tersebut, dan tersedia untuk diunduh dan digunakan pada hari Rabu di negara-negara Uni Eropa lainnya dan di Inggris.
Di Jerman, seorang juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan pemerintah sedang memantau aplikasi AI untuk potensi gangguan sebelum pemilihan nasional 23 Februari.
"Tentu saja, otoritas keamanan khawatir dengan aplikasi AI dan kemungkinan manipulasi, kemungkinan pengaruh pada pembentukan opini publik melalui aplikasi AI, terutama sekarang mengingat pemilihan Bundestag," kata juru bicara itu, tanpa menyebutkan model tertentu.
Garante Italia adalah salah satu pengawas paling aktif di Eropa tentang penggunaan AI. Dua tahun lalu, lembaga itu sempat melarang penggunaan ChatGPT yang didukung Microsoft karena dugaan pelanggaran aturan privasi UE.
Hal serupa juga dilakukan Komisi Perlindungan Data Irlandia. Mereka mengatakan telah meminta informasi dari DeepSeek tentang pemrosesan data terkait pengguna di negara tersebut.
Di Australia, otoritas mengimbau warganya untuk berhati-hati dalam menggunakan DeepSeek. Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap teknologi baru ini dan menyatakan bahwa pemerintah terus menerima pembaruan serta saran terkait penggunaannya.
Sementara di Amerika Serikat, Microsoft dan OpenAI sedang menyelidiki apakah ada kelompok yang terkait dengan DeepSeek yang secara tidak sah memperoleh data dari teknologi OpenAI. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved