Mempermainkan NU, Akan Ada Balasannya Buat Jokowi

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, mengatakan, pasti akan ada balasannya bagi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang telah mempermainkan Nahdlatul Ulama (NU) demi kepentingannya sendiri.
Hal itu dikatakan Kiai Said yang mengungkapkan bahwa ada campur tangan Jokowi dalam kekalahannya saat Mukktamar NU di Lampung pada akhir 2021 silam.
Kiai Said mengungkapkan, Jokowi tidak menginginkan dirinya terpilih kembali.
“Pak Jokowi tidak senang saya ingin terpilih lagi di NU. Maka di Lampung semua itu ya diatur sehingga saya harus kalah," kata Kiai Said dalam podcast Akbar Faizal, dikutip Minggu (6/4/2025).
Kia Said membandingkan pengalamannya dengan sosok Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kiai Said mengungkapkan tekanan saat Muktamar NU di Lampung mengingatkannya pada perlakuan yang diterima Gus Dur dalam Muktamar NU tahun 1994 di Cipasung, Tasikmalaya, era Presiden Soeharto.
“Gus Dur waktu Muktamar Cipasung tahun 1994 juga digitukan oleh Pak Harto. Jangan sampai Gus Dur jadi. Segala kekuatan dengan segala cara (dilakukan)," kisah Kiai Said.
Kiai Said menggambarkan kala itu Gus Dur mengalami berbagai pembatasan. Saat pembukaan Muktamar, Gus Dur tidak dipersilakan naik ke panggung. Bahkan ketika acara selesai dan ingin bergabung di tempat istirahat untuk minum teh, Gus Dur dilarang.
Kiai Said juga menyoroti bagaimana media yang mendukung Gus Dur saat itu, seperti harian Kompas, dilarang masuk ke Tasikmalaya. Sementara media yang menjelekkan Gus Dur, seperti Pelita, justru diberi ruang.
“Dengan segala kekuatan dan tekanan, tapi Gus Dur kuat tetap menang. Saya tidak sehebat Gus Dur,” kata Kiai Said.
Kiai Said mengaku menerimanya dengan lapang dada meski mengalami kekalahan. Namun, Kiai mengingatkan bahwa tindakan mempermainkan NU akan menuai balasan suatu saat nanti.
“Itu catatan orang yang mempermainkan Nahdlatul Ulama. Insya Allah ada balasannya,” pungkas Kiai Said.[]
© Copyright 2025, All Rights Reserved