Tim gabungan TNI dan Polri berhasil membebaskan desa Kimberly dan Banti, Papua yang dikuasai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan keberhasilan tersebut merupakan hasil dari operasi senyap.
"Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar. TNI bergerak dengan senyap," kata Gatot setelah menghadiri acara di kampus Unisba, Kota Bandung, Sabtu (18/11).
Gatot mengatakan kolaborasi antara TNI dan Polri merupakan bentuk tanggung jawab menjaga keutuhan Indonesia sesuai dengan fungsi masing-masing. Ia mengatakan, dalam operasi senyap itu, pasukan gabungan dari Kopasus, Batalion 751 Rider, dan Taipur Kostrad melakukan pergerakan sejauh 4,5 km selama 3-4 hari.
Pergerakan itu diakhiri dengan pertempuran di dua tempat hingga akhirnya KKB yang sebelumnya menguasai dua desa tersebut, melarikan diri. Setelah berhasil menguasai lokasi penyanderaan, Gatot menginstruksikan agar mengutamakan keselamatan sandera. Selanjutnya Kapolda dan Pangdam mengevakuasi para sandera.
“Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman. Kalau ada tembakan, jauh itu," katanya.
Menurut Gatot, sandera yang merupakan warga asli tetap bertahan di kampungnya dengan penjagaan dari TNI dan Polri. Sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan.
Lebih dalam, detik-detik penyerbuan TNI ke dua desa tersebut disampaikan Kapendam XVII Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi.
“Sekitar pukul 04.17 WIT, Pasukan Khusus dari Kopassus sebanyak 13 orang, dibantu pasukan Raider 751 sebanyak 30 orang bergerak cepat masuk ke daerah sasaran untuk menyerbu atau menguasai perkampungan Kimbely. Dua tim dari Taipur Kostrad bertugas masuk sasaran dan menguasai permukiman Banti," terang Aidi.
Ia menambahkan, sekitar pukul 07.00 WIT, pasukan TNI AD telah berhasil menguasai daerah tersebut dan melapor kepada Pangdam Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit. Pangdam lalu memerintahkan prajurit untuk segera menguasai pos pengamanan kelompok separatis.
“Kurang dari dua jam, seluruh medan camp OPM (Organisasi Papua Merdeka) berhasil dikuasai pasukan TNI. Para pemberontak atau separatis berhamburan melarikan diri ke hutan dan gunung di sekitar lokasi penyerbuan," kata Aidi.
Aidi mengatakan TNI belum mengetahui terkait ada-tidaknya korban dari pihak KKB atau OPM dalam penyerbuan di Desa Kimbely dan Banti tersebut. "Karena saat penyerbuan cuaca berkabut sangat tebal," sambung dia.
Aidi menjelaskan setelah area dinyatakan bersih, Satgas Terpadu TNI-Polri mendatangi lokasi untuk memulai proses evakuasi warga ke Tembagapura. “Sekitar pukul 14.00 WIT, proses evakuasi berhasil dilaksanakan," ujar Aidi.
Evakuasi warga dipimpin langsung Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar, Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit dan Asisten bidang Operasi Kapolri, Irjen M Iriawan.
Usai proses evakuasi, Satgas Terpadu TNI-Polri tetap tinggal di desa tersebut untuk mengamankan warga yang enggan dievakuasi ke Tembagapura. "Warga yang tinggal meminta jaminan keamanan dari aparat TNI dan jaminan logistik dari Pemda," tutup Aidi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved