Pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas), Andi Yusran, mengatakan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak 2024 menunjukkan penurunan signifikan di berbagai daerah.
Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu penyebab utama.
"Jumlah pemilih yang melek politik masih sangat terbatas," ujar Andi Yusran, Senin (2/12/2024).
Menurut Andi, perhelatan Pilkada kalah pamor dengan dinamika politik Pemilihan Presiden (Pilpres) yang lebih dahulu digelar. Energi dan perhatian publik sudah terserap oleh euforia Pilpres, sehingga Pilkada kehilangan daya tarik politiknya.
"Pada saat bersamaan muncul kejenuhan politik publik," kata Andi.
Faktor ketiga, kata Andi, munculnya rasa tidak percaya (distrust) terhadap penyelenggara pemilu, terutama Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kepercayaan publik menurun setelah mencuatnya skandal yang melibatkan Ketua KPU, Hasyim Asy'ari," kata Andi Yusran.
Andi mengatakan, penurunan partisipasi ini menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan demokrasi. Pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu mengevaluasi demi mengembalikan kepercayaan publik.
Ada pun, secara nasional, tingkat partisipasi pemilih dalam pilkada ini jauh lebih rendah ketimbang Pilpres 2024 Februari lalu yang mencapai 80% lebih. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved