Perombakan jajaran menteri Kabinet Merah Putih, khususnya yang membidangi sektor ekonomi, menjadi langkah yang mendesak untuk dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Defisit APBN, merosotnya penerimaan pajak serta menurunnya produktifitas sektor riil adalah parameter pentingnya reshuffle kabinet," kata pengamat politik Andi Yusran, dikutip Jumat (4/4/2025).

Selain mendesak agar Prabowo segera melakukan reshuffle, analis politik dari Universitas Nasional itu juga menyoroti struktur kabinet yang dinilai terlalu gemuk. 

Menurutnya, kabinet dengan jumlah menteri yang besar tidak serta-merta meningkatkan kinerja pemerintahan.

"Kabinet tambun justru menjadi beban bagi keuangan negara," ujarnya.

Beberapa waktu terakhir, sejumlah pembantu Presiden Prabowo dikritik karena kebijakan yang tidak efektif serta cara berkomunikasi yang justru menimbulkan polemik di masyarakat. 

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana terkait kemungkinan reshuffle kabinet dalam waktu dekat. 

Namun, kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan bisa menjadi faktor yang mendorong Prabowo untuk segera mengambil keputusan besar terkait komposisi pemerintahannya. []