Duet SBY-Boediono berkarakter penginjak rem. Itu bahasa politik untuk kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono yang relatif hati-hati dan cenderung memilih jalan aman.
Karena itulah banyaknya penilaian yang menyebutkan kinerja pemerintahan, cenderung jalan di tempat. Salah satu faktornya disebabkan karakter pemimpinnya yang relatif hati-hati dan memilih jalan aman SBY-Boediono.
Penilaian itu dikemukakan Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi dalam acara diskusi polemik 'Setahun SBY-Boediono' di Warung Daun Cikini, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (16/10).
Burhanuddin membandingkan saat SBY masih bersama Jusuf Kalla. Pada periode 2004-2009, karakter JK sebagaio Wapres, seperti 'pedal gas' dan SBY seperti 'pedal rem' yang matang.
Lain halnya dengan SBY-Boediono, kata Burhanuddin, karakter keduanya relatif sama, sama-sama seperti 'pedal rem'. Saat memilih menteri, kata Burhanuddin, awal pendirian pemerintahan, SBY seharusnya memilih menteri-menteri berkarakter 'pedal gas'.
Namun sayangnya yang akhirnya dipilih pun menteri-menteri yang berkarakter ‘pedal rem’. Alhasil pemerintah sulit bergerak dengan cepat. Sehingga seakan-akan jalan di tempat. "Kalau ibarat mobil tidak jalan. Netral tidak jalan-jalan. Setahun pertama dianggap terlalu ngambang dalam mengambil keputusan, seharusnya diantisipasi," jelas Burhanuddin.
Selain itu, Burhanuddin juga menyebut evaluasi terhadap pemerintah banyak negatif, banyak yang tidak puas. Jika ini dibiarkan dapat menimbulkan instabilitas baru dalam pemerintahan.
Burhanuddin mengingatkan, reshuffle yang cenderung didominasi alasan politis, sudah seharusnya tidak dilakukan. Kali ini, SBY harus benar-benar mendasarkan pada basis kinerja masing-masing menteri.
"Reshuffle harus dilakukan. Namun harus didasarkan pada identifikasi persoalan kabinet. Jangan ke persoalan lama, reshuffle karena politik, harusnya lebih ke kinerja," tandas Burhanuddin.
Burhanuddin berpendapat, perombakan kabinet sudah seharusnya dilakukan SBY di masa setahun pemerintahannya ini. Kabinet saat ini cenderung didominasi koalisi politik yang terlalu tambun dan tidak sehat.
"Koalisi yang tambun ini tidak sehat, banyak manuver politik yang justru membuat SBY tersandera. Lakukan perombakan total, supaya menjadi lebih ramping," kata Burhanuddin.
Burhanuddin Muhtadi, Pengamat Politik Lembaga Survei Indonesia
© Copyright 2024, All Rights Reserved