Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menargetkan pembiayaan sebesar Rp42,7 triliun sampai akhir 2013. Ada pun pembiayaan LPEI per 31 Agustus 2013 tercatat Rp32,1 triliun.
"Pembiayaan itu artinya kredit yang diberikan ke UKM, perusahaan skala kecil serta perusahaan skala menengah," kata Direktur Eksekutif LPEI I Made Gde Erata dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (10/09).
Erata menjelaskan, sejak didirikan empat tahun silam, pembiayaan LPEI telah meningkat 3,3 kali lipat dibandingkan awal berdiri sebesar Rp9,5 triliun. Sedangkan untuk aset dalam kurun waktu yang sama meningkat 3,5 kali lipat dari Rp11 triliun menjadi Rp43,1 triliun.
“Khusus untuk peningkatan pembiayaan tahun ini disebabkan LPEI sudah mulai masuk ke dalam pembiayaan yang dikategorikan infrastruktur ekspor. Inilah yang banyak tingkatkan pembiayaan kita," kata Erata.
Menurut Erata, pembiayaan yang dilakukan oleh LPEI dilakukan dengan governance yang baik. Kredit yang diberikan kepada perusahaan dengan orientasi produk serta negara tujuan ekspor yang jelas. LPEI, ingin meningkatkan partisipasi kepada kredit ekspor sesuai kemampuan dan resikonya. "Kami ingin kredit ekspor bisa diperluas. Karena banyak produk Indonesia yang dibutuhkan oleh teman-teman di luar," kata Erata.
Erata menanggapi perluasan pasar ekspor yang digadang-gadang pemerintah dengan menyebutkan pembiayaan memiliki jangka waktu yang panjang yaitu antara enam sampai 7 tahun. Walaupun kompetitif, tetapi terdapat resiko politik (political risk) yang harus ditanggung.
“Dengan adanya bantuan pemerintah, diharapkan ekspor bisa menyasar pasar nontradisional. Yang bagus misalnya gerbong oleh PT INKA dan pesawat PT DI. Inilah yang kami harapkan partisipasi bisa beri kredit," kata Erata.
© Copyright 2024, All Rights Reserved