Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar), Bey Machmudin, mengatakan, Pemerintah Provinsi Jabar berencana membangun empat sekolah negeri baru pada 2024.
"Bukan hanya tahun ini saja penambahan sekolah negeri, pada 2025 Pemprov Jabar akan menambah 11 unit sekolah negeri," kata Bey Machmuadin usai melakukan tinjauan Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Kota Bandung, Senin (5/2).
Menurut Bey, Pemprov Jabar melakukan itu sebagai solusi, dimana ada 128 kecamatan di Jabar yang belum memiliki Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN). “Jadi masih ada 128 kecamatan yang belum punya SMA, Bertahap akan kami bangun,” ujar Bey.
Nantinya, kata Bey, empat sekolah baru yang akan dibangun ialah SMA 1 Negeri Kemang di Kabupaten Bogor, SMA Negeri 1 Rancaekek di Kabupaten Bandung, SLB Bungursari di Kabupaten Tasikmalaya dan SLB Sukahaji di Kabupaten Majalengka.
"Pada tahun 2024 ini, kami bangun 4 sekolah biaya dari APBD,” ungkap Bey.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Disdik Jabar, Wahyu Mijaya, mengatakan, 11 unit yang dibangun tahun depan tengah memasuki tahap Detail Engineering Design (DED). Sehingga diharapkan sudah siap dibangun pada 2025, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
"Tahun ini kami membangun empat sekolah. Kalau Rancabali, sekolahnya sudah ada tapi lahannya belum ada. Tahun ini kita bangun. Lalu SLB ada Bungursari Kabupaten Tasikmalaya dan SLB Sukajadi Kabupaten Majalengka," kata dia.
Sedangkan 11 unit sekolah baru yang kini dalam tahap DED, diharapkan Wahyu pada tahun depan selain dibangun juga telah bisa melakukan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Perencanaan dibuat sekarang, sehingga pada Tahun 2025 sudah bisa menghadirkan sekolah. Jadi Ketika PPDB nanti Jabar sudah siap menambah 11 sekolah.
Wahyu mengakui saat ini Jabar masih kurang sekolah di masing-masing kota/kabupaten, baik sekolah negeri maupun swasta masih timpang.
Seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cirebon diakuinya masih ada kecamatan yang belum memiliki sekolah, baik negeri atau swasta. Salah satu faktornya adalah, geografis wilayah.
"Makanya kami coba hadirkan. Dari sisi akses kami perbaiki. Ini sudah kami petakan," kata dia.
Wahyu mengatakan, untuk pembangunan sekolah pada tahun lalu, khususnya SMK 2 Garut dan SMK Panumbangan Ciamis, kedua unit sekolah tersebut tidak rampung, sehingga dilanjutkan pada tahun ini.
"Ada yang putus kontrak, karena pada saat proses kami menilai tidak selesai. Kalau nilainya tidak terlalu besar, bisa diselesaikan. Kalau besar, mengulang anggaran baru," kata Wahyu.[]
© Copyright 2024, All Rights Reserved