Kapal Ternak KM Camara Nusantara l kembali bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (22/02). Kali ini kapal ternak membawa muatan penuh sebanyak 500 ekor sapi. Adapun rinciannya 400 ekor sapi diturunkan di Jakarta dan sisanya 100 ekor sapi di Cirebon, Jawa Barat.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan mulai saat ini dijamin kapal ternak tak akan berlayar tanpa muatan. Bahkan, pengiriman sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa dilakukan 2 kali dalam sebulan. Pada pengiriman sapi terakhir, pihaknya harus harus melakukan seleksi ketat pada sapi yang diangkut.
"Walaupun awalnya sempat mengalami kesulitan untuk mencari muatan ternak dari sentra sapi di NTT dan NTB, justru saat ini banyak peternak yang mengantre menjual sapinya untuk diangkut ke Jakarta," katanya kepada politikindonesia.com saat menyambut kedatangan kapal ternak tersebut.
Menurutnya, pengiriman sapi 2 kali dalam sebulan ini, merupakan langkah awal upaya menekan harga daging sapi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sebab, hingga saat ini harga daging sapi dipasaran masih dibanderol dengan harga Rp110.000-130.000/kilogram (kg).
"Memang harga daging sapi dipasaran masih mahal karena ini kapal ternak baru permulaan mengangkut sapi ke Jakarta. Nanti kalau sudah lancar dan diperbanyak. saya yakin harga daging sapi di pasaran bisa kembali normal. Harganya bisa sampai Rp85.000/kg," ujarnya.
Amran memaparkan, adanya kapal ternak ini sudah merupakan bukti kerja keras pihaknya untuk menekan harga daging sapi khususnya di Jakarta yang saat ini dibanderol di atas Rp100.000/kg. Pihaknya pun langsung tancap gas dengan membuat konsep tol laut lewat kapal khusus ternak yang mengangkut sapi lokal dari NTT dan NTB ke Jakarta.
"Dijadwalkan tahun depan kapal ternak meningkat jadwal dari 2 hari sekali, saat ini menjadi sekali dalam 2 pekan. Tahun depan sudah ada 7 unit kapal, kalau sudah selesai semua bertahap, nanti 1 kali dalam 2 hari ada 1 kapal sapi di Jakarta. Ini yang akan ubah struktur pasar di Jakarta," ucapnya.
Diharapkan dengan 2 kali pengiriman rutin dalam sebulan, pihaknya sudah memenuhi 8 persen dari total sapi yang masuk ke rumah potong di Jakarta. Sebelumnya, sapi lokal yang penuhi kebutuhan Jakarta hanya 3 persen.
"Supply chain sapi lokal dari NTT terlalu panjang dan waktu angkutnya juga terlalu lama hingga setengah bulan. Saat ini semuanya akan diubah secara bertahap. Waktu pengiriman kami potong hanya 5 hari. Dulu biaya angkutnya Rp1,8 juta, sekarang Rp350 ribu," ujar Amran.
Diakuinya, kedatangan kapal khusus ternak sapi ini tidak akan menyelesaikan masalah mahalnya daging sapi dalam jangka pendek. Namun hal tersebut jadi niat awal pemerintah membenahi tata niaga yang salah sejak 70 tahun lalu. Pihaknya membutuhkan waktu cukup lama untuk mengembalikan harga daging sapi kembali normal.
"Jangan lihat harganya langsung turun, tapi lihat usaha kami. percayakan saja sama pemerintah. Di pasaran daging sapi memang masih mahal, kami butuh waktu untuk membuat harga murah. Karena merdeka saja butuh 350 tahun, jadi tidak sekali tiup langsung turun," tegas Amran.
Dijelaskan, selama proses pengadaan pengadaan sapi, pihaknya tak pernah memaksa peternak untuk menjual sapinya dengan harga murah karena akan dikirim ke Jakarta. Tapi sekarang yang daftar malah antre, bahkan sampai kapal ternak tidak muat. Kapal ternak tersebut juga diminati untuk mengangkut ternak dari wilayah Sulawesi Selatan karena daerahnya sedang kelebihan.
"Awalnya kami memang membeli sapi dari peternak dengan harga Rp21.000/kg sapi hidup. Namun saat ini mereka minta naik hingga Rp5.000/kg sapi hidup dan saya bilang naikan saja. Jadi sekarang sudah ada kenaikan harga dari peternak," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved