Gelar doktor yang diraih Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dari Universitas Indonesia menuai kontroversi. Sebab, Bahlil meraih gelar tersebut dengan pendidikan tak sampai dua tahun.
Aktivis Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB-UI) Juju Purwantoro menilai proses capaian gelar doktor tersebut sulit diterima akal sehat.
"Gelar doktor Bahlil sulit diterima akal sehat," demikian disampaikan Juju melalui keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu, (19/10/2024).
Kejanggalan itu terjadi karena menurut Juju, Bahlil adalah Ketua Umum Partai Golkar yang aktivitasnya sangat sangat tinggi. Bahlil adalah orang yang sangat sibuk.
"Kapan Bahlil ada waktu secara regular kuliah di UI yang terkenal sangat tertib dan disiplin (tingkat doktoral)," tulis Juju mempertanyakan.
"Bagaimana dia bisa menyisihkan waktu, apalagi dalam waktu super singkat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas studi akademik doktoralnya," sambungnya.
Menurut Juju, dalam kasus Bahlil ini, nama besar UI sangat dipertaruhkan. Sebab, pendidikan doktoral lebih memprioritaskan proses pengembangan kapasitas individu dalam berkarir sebagai seorang akademisi.
"Gelar doktor yang diberikan UI pada Bahlil merupakan 'batu uji' dan sangat mempertaruhkan nama besar (kompetensi) dan kredibilitas UI," kata Juju menegaskan.
Juju mengkhawatirkan, dunia pendidikan tinggi negeri ini akan rusak jika kampus dan rezim bersinegi negatif, akademisi kongkalikong dengan penguasa demi kepentingan pejabatnya.
Ia berharap dunia pendidikan tinggi dan kaum intelektual jangan sampai dirusak oleh para oportunis.
"Akademisi harus bebas terhadap kebenaran kejujuran dan ilmu pengetahuan," demikian Juju yang merupakan alumni Fakultas Hukum UI tahun 1982 ini. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved