Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mendesak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk meminta maaf terkait pemberitaan tentang pengawasan terhadap khotbah di masjid.
"PDIP dan tim sukses Jokowi-JK harus meminta maaf kepada umat Islam atas kekhilafan yang dilakukan beberapa tim sukses sebagaimana diberitakan," terang Saleh Partaonan Daulay kepada pers di Jakarta, Rabu (04/06).
Saleh menambahkan, permintaan maaf itu juga harus disertai dengan janji bahwa jika menang pemilihan presiden dan berkuasa nanti, tidak akan ada pengawasan terhadap para khatib dan dai yang berceramah di masjid.
Saleh mengatakan, pemberitaan mengenai pengawasan khotbah di masjid telah membuat banyak ustadz dan mubaligh was-was dan tidak nyaman.
"Kawan saya kemarin diundang ke Mataram untuk ceramah di 2 mesjid di sana. Dia menyampaikan ke saya kalau ada perasaan was-was ketika menyampaikan ceramah. Katanya, takut ada yang merekam dan mengawasi yang berakibat membahayakan keselamatannya," tuturnya.
Apalagi, tambah Saleh, kawannya itu diminta berbicara mengenai perspektif fikih siyasah terkait pemilihan kepemimpinan Islam di masa klasik yang lazim didiskusikan di masjid, pesantren dan universitas.
Saleh juga menyayangkan bantahan pihak PDIP dan tim sukses Jokowi-JK mengenai pemberitaan tersebut. Pasalnya, masalah tersebut diberitakan oleh media yang selama ini dikenal kredibel dan bertanggung jawab.
Bahkan, berita itu juga sudah dikonfirmasikan kepada salah satu anggota tim sukses Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari yang membenarkan bahwa ada DPD yang mengambil policy untuk mencatat dan merekam khotbah di masjid.
© Copyright 2024, All Rights Reserved