Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, menelan korban 4 orang tewas. Korban tewas karena mobil yang mereka tumpangi tertimpa longsoran, Jumat malam (03/03).
Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut sejak Kamis (02/03), membuat 12 titik banjir di tujuh kecamatan. Lokasi terparah di Kecamatan Pangkalan dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter akibat meluapnya Sungai Maek.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan, jalan negara yang menghubungkan Sumbar-Riau terputus karena ada 9 titik lokasi longsor di wilayah Kecamatan Pangkalan.
“Termasuk akses menuju kota Kecamatan Pangkalan yang terkena banjir juga terputus seluruhnya. Di Kabupaten Limapuluhkota terdapat 13 titik longsor," kata Sutopo dalam keterangan persnya, Sabtu (04/03).
Akibatnya, sebanyak 8 mobil tertimpa longsor di Km 17 Koto Alam, Kec Pangkalan yang menyebabkan 4 orang meninggal dunia.
"Tim gabungan BPBD Limapuluhkota bersama Polisi, TNI, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, Dinkes, Relawan berupaya membersihkan material longsor untuk menuju Kecamatan Pangkalan yang terdampak banjir," jelas Sutopo.
Hingga saat ini petugas terus melakukan pencarian dan evakuasi korban 8 mobil yang tertimpa longsor di KM 17 Koto Alam. BPBD Limapuluh Kota juga telah menghubungi BPBD kabupaten Kampar, Riau, untuk membantu penanganan banjir di Kecamatan Pangkalan dengan berusaha masuk melalui Riau, tapi tidak dapat tembus juga karena terhalang longsor.
Sutopo mengatakan, logistik dan bantuan perahu karet untuk evakuasi belum bisa masuk ke wilayah kecamatan Pangkalan. Hal ini karena terhalang 3 titik longsor besar lagi yang harus dibersihkan. BPBD Provinsi Sumatera Barat telah mengirim 1 unit perahu dan masih tertahan longsor bersama tim gabungan.
Saat ini, PLN mematikan listrik di beberapa wilayah terdampak banjir sehingga sulit berkomunikasi. Beberapa daerah mengalami blank spot sinyal.
Pendataan warga terdampak banjir, terutama di kecamatan Pangkalan, belum dapat dilakukan dengan maksimal. Sebab, belum dapat tembus ke lokasi. Sehingga data jumlah KK/jiwa terdampak belum dapat terlaporkan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved