Berdasarkan laporan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertajuk 'Laporan Surveillance Perbankan Indonesia', jumlah bank umum konvensional (BUK) di Indonesia berkurang 4.676 unit pada triwulan IV-2023 menjadi 115.539 unit.
Dari jumlah tersebut, jaringan kantor terbanyak didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM), yakni 91.412 unit.
Jumlah terminal perbankan elektronik itu sudah menyusut 1.417 unit dari setahun sebelumnya sebanyak 92.829 unit.
"Tren penurunan jumlah jaringan kantor bank dan ATM tak hanya terjadi di Indonesia," kata Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo, dikutip dari dari CNBC, Sabtu (15/6/2024).
Menurut Arianto, penyebabnya bisa diamati dari beberapa sudut pandang. Salah satunya karena adopsi layanan digital yang kian ramai.
"Kenyataan bahwa transaksi telah bergeser ke layanan digital (mobile banking dan app) yang mudah digunakan dan mudah diakses dari beragam tempat pilihan nasabah," kata Arianto.
Arianto mengatakan, biaya investasi dan perawatan mesin ATM relatif tinggi. Di saat bersamaan, nasabah memiliki kebiasaan baru dalam melakukan transaksi via mobile banking dan mobile apps.
Menurut Arianto, penting untuk dicatat bahwa ATM masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah. Terutama di daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai.
"Bank perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah," kata Arianto.
Menurut Arianto, bank tetap perlu menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital ini.
"Pada saatnya nanti akan ditemukan kesetimbangan baru atas pengguna layanan digital penuh, ATM dan gerai cabang fisik," pungkas Arianto. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved