Proses pembusukan makanan dan produk pertanian hingga kini masih menjadi persoalan petani dan nelayan di Indonesia. Akibatnya, harga jual produknya anjlok bahkan tak jarang berubah menjadi sampah tak berharga.
Guna membantu para petani mengawetkan produknya, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berencana membangun iradiator gamma serbaguna. Iradiator ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengawetkan produk makanan, obat-obatan, bahan herbal, kosmetika dan alat kesehatan. “Sterilisasinya juga menggunakan radiasi aman," kata Menteri Ristek dan Dikti Muhammad Nasir kepada politikindonesia.com, saat groundbreaking pembangunan iradiator, di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (29/03).
Menurutnya, kurangnya ketersediaan fasilitas dan teknologi pengawetan yang handal, aman dan terjangkau harganya menyebabkan para produsen atau pedagang mengambil jalan pintas dengan menggunakan bahan kimia berbahaya. Misalnya formalin, boraks dan lainnya. Sehingga konsumen menjadi pihak yang dirugikan karena timbulnya masalah kesehatan, keselamatan dan keamanan dari bahan pangan tersebut.
"Masyarakat harus tahu, kalau pengawetan dan sterilisasi menggunakan radiasi itu aman. Karena iradiator ini bisa membantu membunuh mikroorganisme pada bahan tertentu yang selama ini menyebabkan busuk. Sehingga untuk mengawetkan makanan tak perlu lagi menggunakan bahan kimia berbahaya," ungkapnya.
Dijelaskan, pembangunan iradiator adalah langkah tepat untuk menunjukkan kemampuan Indonesia dalam bidang nuklir. Karena banyak ilmuwan Indonesia yang menguasai teknologi energi nuklir. Selain itu, iradiator juga memberi nilai tambah ekonomi pada produk pangan Indonesia.
"Oleh sebab itu, saya mendorong agar iradiator juga bisa dibangun di kota-kota lain. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan dunia internasional. Saat ini di Indonesia baru ada satu iradiasi gamma komersiil yang lokasinya di Karawang dan itu milik perusahaan asing," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto menambahkan, pembangunan iradiator gamma serbaguna di kawasan Puspitek Serpong merupakan hasil kerjasama dengan Izotop-Hongaria. Iradiator ini bersifat multi fungsi dengan kapasitas maksimum 2 mega currie (2 MCi). Dengan kapasitas 2 MCi ini, maka iradiator bisa melayani proses iradiasi hingga 123 meter kubik per hari.
"Pembangunan iradiator gamma serbaguna ditargetkan selesai akhir 2017. Jadi pada awal 2018, ditargetkan sudah bisa beroperasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Diharapkan setelah pembangunan iradiasi di Serpong akan berlanjut ke daerah lain," ujarnya.
Djarrot menerangkan, pembiayaan yang disediakan untuk pembangunan sebesar Rp96 miliar. Dana tersebut murni dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam pembangunan ini pihaknya juga ikut kontribusi pada tingkat kandungan komponen lokalnya. Kandungan lokal pada pembangunan ini sebesar 80 persen. Sementara 20 persen lainnya dari Hongaria, yakni dalam hal sumber radioaktifnya.
"Adapun tujuan pembangunan ini demi meningkatkan penguasaan teknologi. Penguasannya dari tahapan desain, konstruksi maupun pengoperasian. Iradiator ini juga dapat digunakan untuk mendemonstrasikan kepada stakeholder dan masyarakat mengenai teknologi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved