Dalam rangka mendukung program Nawacita 6 butir 7 yang digagas oleh Pemerintah Jokowi-JK, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sudah menerapkan Science Techno Park (STP) di tiga daerah. Yakni di Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Klaten (Jawa Tengah), Musi Rawas (Sumatera Selatan).
"Ketiga lokasi tersebut dipilih karena kerja sama, antusias dan semangat dari pihak-pihak terkait yang sangat bagus. Kerjasama tersebut dilakukan mulai dari pemda setempat, universitas hingga kelompok tani yang masing-masing juga siap dan sudah mempunyai MoU," kata Kepala Batan Jarot Sulistio Wisnubroto kepada politikindonesia.com disela-sela Launching STP di Kantor Batan, Jakarta, Jumat (18/12).
Menurutnya, bahkan saat ini sudah ada beberapa daerah lagi yang juga tertarik untuk mengembangkan STP. Di antaranya Tabanan, NTB, dan Kalimantan Timur. Namun, pihaknya akan fokus pada 3 daerah tersebut sebagai percontohan. Jika sukses, maka dipastikan yang lainnya akan menyusul.
"Kami memang sengaja masih membatasi. Tujuannya, agar ketiga daerah ini terurus dengan baik, baru menyasar ke daerah lainnya. Selain itu, kami juga masih memfokuskan STP yang ada di Jakarta. Karena STP Jakarta menjadi pusat kegiatan penelitian dan pengembangan yang hasilnya diseminasikan ke daerah lain," ujarnya.
Dijelaskan, pengelolaan STP nantinya juga akan melibatkan penyuluh untuk bersama-sama belajar. Sehingga ke depannya bisa mandiri di bidang pangan serta mampu mendeseminasikan varietasnya. Walaupun sudah mandiri, pihaknya tetap akan berhubungan dengan STP tersebut.
"Sehingga dengan adanya STP ini, muncul enterpreuner muda di bidang pertanian demi kesejahteraan daerah. Karena peranan STP sudah terbukti sangat besar untuk membantu daerah-daerah maju dengan sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang diberikan terutama kepada pelaku ekonomi tingkat usaha kecil dan menengah," paparnya.
Jarot mengatakan, adapun kegiatan STP di masing-masing daerah berupa pertanian terpadu berbasis padi, kedelai dan ternak. Sejauh ini, pihaknya sudah menghasilkan 21 varientas padi unggulan dan 10 varientas kedelai yang sudah diseminasikan dan dikembangkan di berbagai daerah.
"Karena pangan merupakan hal terpenting dalam pembangunan ekonomi dan kami memiliki teknologi yang diharapkan bisa dimanfaatkan oleh ketiga daerah tersebut melalui penerapan iptek nuklir. Jadi pada pertanian terpadu, varietas padi dan kedelai yang ditanam adalah hasil litbang kami dengan keunggulan antara lain potensi hasil tinggi (mencapai 10 ton/ha untuk padi dan 4 ton/ha untuk kedelai)," ujar dia.
Melalui pertanian terpadu, lanjutnya, diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja petani dengan memanfaatkan limbah pertanian untuk pakan ternak, limbah peternakan untuk pupuk. Dengan adanya rotasi tanaman padi dan kedelai, tentu juga akan dapat memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman sehingga akan memberikan hasil pertanian yang lebih baik.
© Copyright 2024, All Rights Reserved