Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengunjungi mantan Wakil Ketua Umum PPP Hamzah Haz di kediamannya di Patra Kuningan, Sabtu (5/8) siang. Hasto menyebut kunjungan itu sebagai upaya merawat silaturahim.
“Hari ini ditugaskan oleh Bu Megawati (Ketum PDIP) untuk berkunjung ke bapak Hamzah Haz membangun tali silaturahim," ujar Hasto yang didampingi Sekjen Bamusi Nasyirul Farah Amru.
Dikatakan Hasto, dalam pertemuan tersebut Hamzah sempat menceritakan masa-masa ia menjabat Wakil Presiden. Salah satunya adalah kisah kebiasaan Hamzah memegang tangan Megawati.
Sikap itu, ujar Hasto, sebagai tanda bahwa ada yang harus didiskusikan terlebih dahulu sebelum keduanya mengambil keputusan. "Pak Hamzah juga cerita Ibu Mega sangat kokoh memegang prinsip, contohnya bagaimana Ibu Mega mendukung Palestina supaya merdeka. Itu disampaikan dalam pidato di PBB. Terhadap perang Irak, Bu Mega membela kedaulatan negara Irak," ujar dia.
Tak hanya menyampaikan pesan-pesan Megawati, Hasto juga membawakan makanan berupa ayam goreng dan gudeg, serta buku Megawati berjudul Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat dan Megawati: Bukan Media Darling Biasa.
“Kami juga menyampaikan jika beliau berkenan bahwa seluruh pengalaman dalam kepemimpinan yang tidak mudah menghadapi krisis multidimensional saat itu, dapat dituliskan sebagai pembelajaran penting bagi generasi yang akan datang," ujar Hasto.
Sementara politisi PPP Habil Marati mengatakan, kunjungan rombongan PDI Perjuangan tersebut sebagai upaya merajut kembali komunikasi antara kelompok islam dan nasionalis.
Dalam pertemuan itu, ujar Habil, Hamzah Haz tak sekedar sebagai bagian keluarga besar PPP, melainkan juga dalam kapasitasnya sebagai mantan Wakil Presiden RI sekaligus tokoh Islam.
“Di mana ingin merajut kembali komunikasi antara tokoh islam dan tokoh nasional diwakili PDI-P, " kata Habil.
Habil menambahkan, pihaknya tidak ingin kelompok nasionalis dan Islam dipecahbelah, karena terbukti dalam kepemimpinan Megawati-Hamzah Haz kedua kelompok itu mampu berjalan bersama melewati krisis.
"Semua jelas. Jangan sampai tokoh nasionalis dan islam dipecah belah. Ini yang kita hindari. Etika politik juga harus dibangun. PDIP belum sebut capres, partai lain sudah mendahului," ujarnya.
Habil mengatakan, dalam pertemuan tersebut Hamzah Haz juga sempat menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi negara, seperti rakyat yang miskin akhlak, miskin materiil, dan persoalan bangsa yang lain.
© Copyright 2024, All Rights Reserved