Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyatakan jumlah penduduk miskin di Jakarta mengalami kenaikan 0,14 poin.Jumlah penduduk miskin di DKI pada September 2015 mencapai 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta, maka pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen.
“Artinya ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin," kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta Sri Santo Budi Muliatinah dalam siaran pers di Jakarta, Senin (18/07).
Sri menjelaskan, dibandingkan pada Maret 2015 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 398.920 orang atau sekitar 3,93 persen, maka jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 14.620 orang atau menurun 0,18 poin, katanya.
"Peningkatan jumlah penduduk miskin di Jakarta dikarenakan terjadinya peningkatan angka garis kemiskinan pada bulan Maret 2016," kata Sri.
Awalnya sebesar Rp487.388 per kapita per bulan pada Maret 2015, meningkat menjadi Rp503.038 per kapita per bulan pada September 2015, kemudian Garis Kemiskinan semakin meningkat pada Maret 2016 mencapai Rp510.359 per kapita per bulan.
Jadi, kata Sri, angka garis kemiskinan pada Maret 2016 lebih tinggi dibandingkan angka garis kemiskinan pada Maret dan September 2015. Kondisi ini membuat keadaan kemiskinan sepanjang September 2015-Maret 2016 naik 0,14 poin dan turun 0,18 poin sepanjang Maret 2015-Maret 2016, katanya.
"Penyebab peningkatan angka garis kemiskinan, disebabkan peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan," kata Sri.
Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan Maret 2016 mencapai 64,59 persen atau sebesar Rp329.644, sedangkan sumbangan garis kemiskinan non makanan terhadap angka garis kemiskinan sebesar 35,41 persen atau sebesar Rp180.715.
Rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0,183 poin. Yakni pada September 2015 sebesar 0,274 poin menjadi 0,457 pada Maret 2016. Namun berbanding terbalik bila dibandingkan Maret 2015. Yakni mengalami penurunan 0,060 poin, pada Maret 2015 sebesar 0,517 menjadi 0,457 pada Maret 2016, katanya.
"Sedangkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin meningkat sebesar 0,039 poin. Dari awalnya 0,044 menjadi 0,083 selama kurun September 2015 - Maret 2016 dan turun sebesar 0,021 poin dari 0,104 menjadi 0,083 selama kurun Maret 2015-Maret 2016," pungkas Sri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved