Sepanjang hari ini, Istana Negara, Jakarta silih berganti didatangi demonstran. Usai disambangi ribuan buruh yang menuntut pencabutan PP Pengupahan, selanjutnya giliran Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Indonesia yang menggelar unjuk rasa.
Kedatangan perwakilan kampus seluruh Indonesia ini untuk menyampaikan tuntutan mereka dalam evaluasi satu tahun Jokowi-JK. Memanfaaatkan momentum sumpah pemuda, 28 Oktober, mereka sekaligus menggelar sidang rakyat yang merupakan evaluasi terhadap satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
Koordinator BEM dari Universitas Negeri Jakarta, Ardiat, menilai Jokowi sebagai pemimpin yang kurang piawai dan tidak tegas untuk mengambil keputusan. "Seperti kasus asap yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia," kata dia.
Saat bencana asap melanda Sumatera dan Kalimantan, Jokowi justru keluar negeri membicarakan Freeport dengan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. "Seharusnya sebagai seorang Presiden, dia harus mengutamakan persoalan dalam negerinya," kata dia.
Para mahasiswa ini juga membentangkan sejumlah spanduk yang berisi, "Turunkan Jokowi, Reformasi Jilid II, NKRI diperkosa asing."
Sebelumnya, demo mahasiswa juga berlangsun di depan Gedung DPR. Mereka menuntut agar Presiden Jokowi dilengserkan lewat sidang istimewa MPR.
Massa demonstran merupakan gabungan dari berbagai organisasi mahasiswa, membawa bendera Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), HMI, Gerpindo dan sebagainya. Ada pula yang berdemo atas nama Pedagang Kaki Lima (PKL).
Wakil Ketua DPR Fadli Zon sempat datang menemui para demontran. Dia naik truk panggung dan berorasi. Fadli menyatakan untuk memakzulkan Jokowi, semua orang harus taat hukum dan mengikuti mekanisme penyaluran aspirasi.
"Saudara-saudara, tempat kita kembali adalah konstitusi. Kita minta dorongan kepada wakil-wakil di daerah menyampaikan aspirasi masing-masing," kata Fadli.
© Copyright 2024, All Rights Reserved