Kabupaten Lebak, Banten, akan menggelar Festival Baduy 2016. Perhelatan itu rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 28 hingga 30 Oktober 2016 di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
”Ini untuk pertama kalinya kami mengadakan Festival Baduy 2016, kami memancing wisatawan untuk datang ke Banten khususnya Lebak juga sekalian bisa menengok Tanjung Lesung yang indah yang kami miliki, semoga ini debut yang baik untuk Festival Baduy,” kata Panitia Pelaksana Festival Baduy 2016, Arman Bin Kaipin, Jumat (15/10).
Menurut Arman, target utamanya kehadiran wisatawan mancanegara dan meningkatnya ekonomi kreatif. “Saat ini Lebak Banten memiliki banyak kerajinan tangan yang berkelas dunia,” ujar pria yang juga tokoh Desa Kanekes itu.
Arman mengatakan, dalam acara tersebut, akan digelar berbagai kegiatan yang menarik. Diantaranya adalah, pagelaran seni dan budaya, pameran-pameran produk buat masyarakay Baduy, pemecahan rekor menenun, kerajinan produk Baduy, pembangunan Gerbang Baduy, dan sosialisasi digital marketing di Baduy.
”Budaya Baduy sangat menarik untuk wisatawan, ini salah satu kekuatan kami, Tanjung Lesung pantai yang indah dan alam yang mempesona, jika ingin lihat budayanya bisa kunjungi Baduy,” jelas Arman.
Suku Baduy di pedalaman Banten lebih senang menyebut diri mereka sebagai urang Kanekes. Banten yang kita kenal selama ini ternyata tidak hanya memiliki kekayaan alam yang luar biasa indah. Namun jika masuk lebih dalam maka akan menjumpai masyarakat adat yang unik. Masyarakat adat ini tinggal di perbukitan yang merupakan bagian dari pegunungan Kendeng dengan ketinggian hingga 600 mdpl.
Menuju Baduy itu tidak sulit. Dari terminal Ciboleger Banten, para wisatawan hanya tinggal melakukan perjalanan yang akan memakan waktu sekitar 3 jam. Masyarakat Kanekes dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tangtu dan panamping. Kelompok Tangtu dikenal sebagai Kanekes Dalam atau Baduy Dalam, kelompok yang paling ketat mengikuti adat.
Kelompok Tangtu tinggal di tiga desa yaitu Cikertawana, Cikeusik dan Desa Cibeo. Masyarakat Kanekes dalam memegang adat tradisional yang kuat seperti tidak memakai alat elektronik, tidak menggunakan alas kaki, tidak menggunakan kendaraan untuk transportasi, dan menggunakan pakaian adat yang ditenun dan dijahit sendiri.
Masyarakat Kanekes dalam masih menganut kepercayaan tradisional yaitu sunda wiwitan yang dipimpin oleh seorang Puun yang juga berkedudukan sebagai pemimpin masyarakat Kanekes.
Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata tengah dibangun sebagai amenitas baru. Proses pembangunan jalan tol Serang-Panimbang menurut Menpar Arief Yahya sedang dalam proses. "Begitu tol 84 kilometer itu selesai, maka akses yang menjadi critical success factor destinasi Tanjung Lesung akan cepat berkembang," kata Arman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved