Setiap pasangan suami istri (pasutri) pasti ingin memiliki keturunan. Namun, para pasutri sering merasa khawatir ketika satu tahun pernikahan belum juga dikarunia anak. Padahal, pasutri tersebut sudah melakukan senggama secara teratur tanpa alat kontrasepsi. Hal itu bisa dikatakan, pasutri mengalami infertilitas (tidak subur). Gaya hidup tidak sehat merupakan salah satu penyebanya.
Dikatakan dr. Ponco Birowo dari RSU Bunda Jakarta, saat ini ada sekitar 25 persen pasutri tanpa alat kontrasepsi yang belum mendapatkan keturunan. Biasanya mengenai kesuburan, perempuan yang paling sering disalahakn. Tapi ternyata banyak kasus, pria yang bermasalah. Bahkan, sebanyak 50 persen infertilitas dialami oleh pria.
"Sebagian besar pria tidak mengetahui penyebab infertilitas. Hingga saat ini pria hanya mengetahui tidak bisa memiliki keturunan karena varikokel, hormon rendah, kelainan bawaan berupa testis tidak turun, tumor dan sumbatan saluran sperma," katanya kepada politikindonesia.com usai diskusi bertema "Gangguan Urologi, Jangan Malu Periksa ke Dokter" di RSU Bunda Jakarta, Kamis (11/12).
Menurutnya, di antara berbagai masalah kesehatan pria, gangguan pada organ intim adalah salah satu keluhan yang paling sering ditemukan oleh dokter. Tapi tidak semua pasien mau terbuka dan menceritakannya kepada dokter. Oleh karena itu, jangan cuma wanita yang diperiksa, prianya juga harus diperiksa.
"Sebenarnya gaya hidup pria yang tidak sehat bisa memperburuk kualitas sperma. Di antaranya merokok, memakai celana ketat, kurang olahraga, pekerjaan yang berhubungan dengan panas, seperti koki dan sering memangku laptop," ungkapnya.
Selain itu, staf pengajar Divisi Urologi Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menambahkan, di luar gaya hidup, masih ada lagi penyebab infertilitas dari dalam diri seperti varikokel atau pelebaran pembuluh darah balik di buah zakar. Untuk varikokel menjadi penyebab sekitar 14 persen infertilitas pada pria.
"Jadi kalau penyakit penyebab infertilitas pria sebagian besar saya temukan adalah varikokel. Karena pembuluh darah melebar banyak darah mengalir ke zakar membuat suhu naik, padahal sperma perlu suhu ideal tertentu untuk diproduksi," ujarnya.
Dijelaskan, melakukan bedah mikro pada kasus infertilitas pria bisa membantu dalam mengatasi kelainan varikokel dan sumbatan saluran sperma. Operasi bedah mikro pada kasus varikokel memberikan keuntungan luka operasi yang kecil, angka keberhasilan sebesar kurang lebih 70 persen dengan efek samping yang minimal. Pengerjannya hanya 40 menit. Terlebih, pasien tidak perlu rawat inap dan bisa pulang setelah dua jam tindakan.
"Sedangkan pada kasus penyumbatan saluran-saluran perma, operasi mikro bisa berperan dalam hal penyambungan kembali saluran yang tersumbat dan pengambilan spermatozoa secara bedah mikro. Bedah ini hampir setara dengan melakukan khitan," paparnya.
Ditambahkan, hanya saja setelah operasi, pasien dilarang menyetir dan menyalakan mesin mobil. Karena khawatir masih ada efek mengantuk setelah dibius. Bahkan, pria sehabis operasi varikokel tidak mempengaruhi kehidupan seksualnya dengan pasangan.
"Sama sekali tidak akan mempengaruhi kehidupan seks. Setelah rasa nyeri dari obat bius itu hilang, pasien bisa kapan pun melakukan hubungan badan. Misalnya operasi Sabtu, Minggu atau Senin pasangan bisa langsung bersenggama," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved