Pihak Gedung Putih menyatakan, Penjara Guantanamo di Kuba tetap beroperasi, sekalipun Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan lengser dari jabatannya, 20 Januari mendatang. Pernyataan pihak Gedung Putih, itu sekaligus mengakui tak tercapainya janji kampanye Obama untuk menutup penjara tersebut.
Sebelumnya, sejumlah pejabat pemerintah berkeras bahwa Obama bakal menuntaskan kerjanya untuk menutup Guantanamo. Namun, hal itu tak bakal terjadi sebelum Presiden tepilih AS Donald Trump dilantik pada Jumat mendatang.
Pemeritah menyadari tak punya cukup waktu untuk memenuhi batas waktu 30 hari untuk memberitahu kepada Kongres, sebelum transfer tahanan dilakukan.
"Saat ini, saya tidak mengantisipasi adanya kemungkinan penutupan penjara itu akan terwujud sesuai rencana," ujar Jurubicara Gedung Putih Josh Earnest pada Selasa (17/01).
Pernyataan ini sekaligus menjadi pengakuan tentang tak tercapainya janji kampanye Presiden Obama. "Namun, ini bukan karena kami tidak bekerja, kami menjamin," tegas Earnest.
Selama akhir pekan lalu, telah dipindahkan 10 tahanan dari Guantanamo ke Oman. Delapan tahanan berasal dari Yaman dan dua dari Afganistan, termasuk seorang pemberontak Abdul Zahir.
Zahir adalah orang yang dituduh memiliki zat putih yang diduga bahan kimia beracun untuk senjata biologis. Namun ternyata berdasar keterangan pengacaranya, Letnan Kolonel Sterling Thomas, kandungan itu adalah gula dan garam.
Selanjutnya, semua yang dianggap memenuhi syarat pun dilepas. Pelepasan akan dilakukan setelah pihak berwenang menyatakan mereka tak lagi menjadi ancaman.
Pembebasan ini tentu akan mengurangi jumlah tahanan yang berdasarkan data terakhir masih berjumlah 45 orang.
Pembebasan dijadwalkan bakal dilakukan dalam beberapa hari menjelang pelantikan Presiden AS.
Pemerintah AS menggunakan pangkalan militernya di kawasan yang terisolasi di tenggara Kuba, di tengah pantai berbatu, sebagai penjara, pasca serangan teror 11 September 2001. Di masa puncaknya, Guatanamo dihuni oleh 680 tahanan.
Presiden Obama kemudian memulai upaya penutupan penjara itu dengan mengurangi jumlah tahanan menjadi 242 di awal masa jabatan tahun 2009.
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upayanya untuk menjawab kritik dunia internasional atas perlakuan buruk yang dialami para tahanan di tempat itu. Termasuk ide menangkap seseorang tanpa batas waktu dan tanpa persidangan.
Namun Kongres disebut mempersulit upaya Obama itu dengan menerapkan ketentuan pembatasan transfer, termasuk persyaratan pemberitahuan 30 hari.
Termasuk larangan pemindahan tahanan ke AS untuk alasan apa pun, termasuk uji coba.
Pemerintah pun kemudian menggelar peninjauan kasus per kasus dalam bagian dari upaya menurunkan populasi tahanan di tempat itu. Peninjauan dilakukan dengan memindahkan 193 tahanan ke 42 negara, dan juga melimpahkan penuntutan di pengadilan.
Earnest menuding itikad politik telah menggagalkan sasaran pemerintah Obama untuk menutup Guantanamo. "Para anggota Kongres dari kedua partai bermain-main dengan isu ini," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved