Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, PDIP dua kali dibohongi oleh Gibran Rakabuming Raka.
"Kejadian pertama yakni ketika Mei 2023. Ketika itu kami bertemu dengan Mas Gibran, saksinya adalah Pak Komarudin Watubun. Yakni usai Pak Ganjar dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) PDIP pada 21 April 2023," kata Hasto dikutip dari kanal Youtube Kompas TV, Sabtu (30/3/2024).
Hasto menceritakan, pada 2 Mei 2023, DPP PDIP mengundang Gibran Rakabuming. Pertemuan yang seharusnya tertutup itu tapi kemudian dibocorkan ke media massa.
"Saya tanya di situ dan saya ada rekamannya, saya tanya. Mas Gibran, saya dapat informasi kalau Mas Gibran mau dicalonkan sebagai wakil presiden mendampingi Pak Prabowo, Ini ada Pak Komaruddin Wakatubun, Pak Komar ini orang Indonesia Timur ya, orangnya kalau memang tidak ya tidak kalau iya ya iya. Lalu Mas Gibran menjawab Pak Sekjen saya ini lahir dan dibesarkan di PDIP termasuk melalui sekolah partai, saya tahu bapak saya akan berakhir tahun depan, Kalau saya tidak berlabuh ke PDIP ke mana lagi. Begitu diungkapkan Mas Gibran dengan penuh haru," kata Hasto.
Kemudian, kata Hasto, ternyata pada Akhir April 2023 itu sudah ada keputusan dari keluarga bahwa Gibran mau maju jadi cawapres. Setiap DPP PDIP mengundang kadernya kan selalu ada rekamannya.
"Oke nah kemudian dari situlah kami tahu oh ternyata bohong itu menjadi bagian dari strategi dia. Padahal bagi seorang pemimpin, yang namanya kebohongan itu dalam filosofi kita itu tidak boleh dilakukan," kata Hasto.
Kemudian, cerita Hasto lagi, pada pertemuan tanggal 2 Agustus 2023. Pertemuan ini juga ada videonya. Yakni saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan kepada seluruh kepala daerah dari PDIP.
"Saat menjelang penutupan acara, ketika Ibu (Megawati) sudah berdiri, tiba-tiba Ibu duduk lagi dan mengatakan, loh Itu ada Mas Gibran dan Mas Bobi. Sekarang saya tanya pada mas Gibran apakah masih di PDIP dan dijawab masih Bu. Kejadian itu disaksikan oleh seluruh kepala daerah," kata Hasto.
"Selanjut, Ibu Mega mengatakan, jawab yang benar ya nanti saya bilangin ke bapak bapak yang hadir di sini, karena saya dengar-dengar Mas Gibran sudah dibujuk sebagai calon wakil presiden?" kata Hasto.
Lalu pertanyaan itu dijawab Gibran dengan mengatakan, "Oh enggak Bu saya tetap di PDIP dan tidak mencalonkan".
Hasto mengatakan, kemudian sebagai pemimpinan rapat Hasto membagi tim pemenangan PDIP di Pemilu 2024.
Tim ini berisi 6 wali kota. Yakni, Wali Kota Manado, Wali Kota Medan, Wali Kota Surabaya, Wali Kota Semarang, Wali Kota Solo dan Wali Kota Tidore.
Sehingga ada enam grup. lalu mereka diminta untuk membahas strategi pemenangan politik jangka panjang. Tapi saat itu Gibran menyatakan tidak akan masuk tim itu.
"Ini bohong yang kedua dan ternyata banyak juga kebohongannya. Eh rupanya untuk menjadi pemimpin, bohong pun dilakukan," kata Hasto.
Saat ditanya kenapa sampai saat ini PDIP tidak memberhentikan Gibran dari kader PDIP, Hasto menjawab, secara otomatis keanggotaan Gibran di PDIP sudah berakhir ketika Ketia Ketua DPC Solo FX Rudi dengan Sekretaris DPC PDIP sudah mengirimkan surat pemberitahuan pemberhentian Gibran dari keanggotaan PDIP.
"Mengapa karena konstitusi ditakanpasangan calon presiden dan wakil presiden hanya diusung oleh gabungan partai politik atau partai politik. Tidak boleh dobel partai. Jadi Partai Golkar dan PDIP misalnya enggak boleh mengajukan dua calon. Jadi ketika PDIP sudah punya calon presiden dan calon wakil presiden yaitu Pak Ganjar dan Prof Mahfud. Kemudian ada kader PDIP yang mencalonkan dari partai lain maka itu otomatis keanggotaannya berakhir," pungkas Hasto. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved