Ekonom Ichsanuddin Noorsy membawa 9 dus berisi fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan formulir dukungan sebagai persyaratan kepala daerah melalui jalur perorangan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Dukungan itu dibawa Ichsanuddin beserta pendukungnya ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya Nomor 15, Jakarta, Minggu siang (07/08).
"Saya Ichsanuddin Noorsy bermaksud mengikuti agenda politik di DKI Jakarta. Kami sekaligus menyampaikan berkas formulir dukungan (untuk maju calon perseorangan)," kata Ichsanuddin.
Ichsanuddin maju sebagai bakal calon gubernur bersama mantan Ketua Umum Serikat Pekerja PT PLN (Persero), Ahmad Daryoko, sebagai wakilnya. Keduanya tiba di gedung KPU DKI pukul 14.00 WIB dengan menggunakan baju koko khas Betawi.
Ketuat KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, hari ini merupakan batas akhir penyerahan dukungan calon dari jalur independen. Calon independen harus mengumpulkan jumlah KTP dukungan paling sedikit sebanyak 532.213 lembar.
"Seluruh pelaksanaan verifikasi akan dilakukan secara terbuka, transparan, dan akuntabel," kata Sumarno.
Komisioner bidang Pencalonan dan Kampanye KPU DKI Jakarta, Dahliah Umar, menegaskan bahwa pasangan calon perseorangan harus menyerahkan dukungan yang disusun dalam formulir B1 KWK Perseorangan. Calon juga harus menyertakan formulir B 2 KWK Perseorangan yang merupakan rekapitulasi seluruh dukungan.
Ichsanuddin berterima kasih atas penjelasan serta sambutan KPU DKI Jakarta tersebut. Timnya akan bekerja memenuhi persyaratan hingga pukul 16.00 WIB.
"Saya berharap prinsip yang disampaikan oleh KPU benar-benar adil, transparan, akuntabel sesuai dengan sumpah jabatan. Semoga ini awal keinginan kami untuk mewujudkan Jakarta Berkah," kata Ichsanuddin.
Ternyata hanya satu pasangan calon yang menyerahkan persyaratan dukungan perseorangan atau independen kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Pasangan calon itu adalah ekonom Ichsanuddin Noorsy dan Ahmad Daryoko.
Tak banyak orang tahu, pasangan Ichsanuddin-Daryoko mengumpulkan KTP dukungan. Kata Ichsanuddin, mereka bekerja dengan strategi diam-diam.
"Kalau hari ini (Minggu) saya berhadapan dengan puluhan media dan micropohone. Selama saya kumpulkan KTP, tak sekalipun kamera ke wajah saya," kata Ichsanuddin.
Selama proses pengumpulan dukungan itu, dia mengaku menangkap adanya kemarahan dan kegundahan masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintahan DKI kini. Selain itu ada kerinduan yang luar biasa dari masyarakat untuk pemimpin yang maju dan bersedia turun ke bawah.
"Ada masyarakat yang tidak ingin membangun suasana yang saling membantai dalam kata-kata. Ada memang masyakarat yan ingin menunjukkan pembantaian kata-kata. Dalam bahasa saya yang sederhana adalah, Jakarta mengidap penyakit simbolic torture, kekerasan bahasa itu," kata Ichsanuddin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved