Pemerintah saat ini tengah gencar membangun infrastruktur dasar untuk mengejar pengembangan dan pertumbuhan ekonomi. Berbagai proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah tersebut, membuat kebutuhan akan ahli teknik atau insinyur meningkat sangat tinggi.
"Pemerintahan Jokowi saat ini sangat fokus pada kegiatan pembangunan infrastruktur, maka dibutuhkan puluhan ribu tenaga ahli teknik. Apalagi, dengan luas Indonesia, sudah selayaknya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi tinggi untuk mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan kegiatan pembangunan berkelanjutan," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Dedi Priadi kepada politikindonesia.com pada talkshow "Teknik untuk Negeri" sekaligus Dies Natalis ke-53 FTUI, di Jakarta, Sabtu (28/10).
Dijelaskan, pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan hingga 2019 akan membutuhkan setidaknya 82 ribu insinyur. Sementara tenaga ahli yang tersedia saat ini baru sekitar 20 ribu orang.
Dedi menyebut, megaproyek pembangkit listrik 35 ribu MW, ribuan kilometer jalan, puluhan bandara dan puluhan pelabuhan yang saat ini sedang dibangun, membutuhkan dukungan SDM yang sangat banyak.
"Proyek tersebut diharapkan bisa menjadi sarana pengembangan kapasitas bagi bangsa Indonesia untuk bisa bersaing di erah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Seharusnya lebih banyak lagi anak-anak bangsa yang mampu menjadi ahli-ahli yang berkualitas dan punya kapasitas untuk melanjutkan pembangunan negeri ini," ujar dia.
Dedi menambahkan, sebagai lembaga pendidikan, FT UI memiliki tanggung jawab dalam penyediaan SDM di bidang teknik dengan kompetensi tinggi. Sehingga para lulusannya bisa menjadi SDM yang mampu sebagai tulang punggung infrastruktur Indonesia.
“Kami merupakan salah satu fakultas terbesar di Universitas Indonesia dengan menyelenggarakan 12 Program Studi S1, 7 Program Studi S2 dan 7 Program Studi S3 dalam 7 Departemen,” ujar dia.
Ditambahkan, setiap tahunnya FT UI mendidik lebih kurang 5.600 mahasiswa. Mereka menimba ilmu dari para pengajar tetap diantaranya 126 Doktor dan 55 Profesor berkualifikasi internasional.
“Sejak resmi berdiri pada tanggal 17 Juli 1964, kami telah meluluskan lebih dari 25.000 sarjana S1, S2 dan S3 yang tersebar di dalam maupun luar negeri," ulasnya.
Dalam peringatan Dies Natalies tersebut, FT UI juga memberikan “Lifetime Enginnering Dedication Award" kepada Presiden RI ke-3 BJ. Habibie yang juga sebagai alumni FTUI. Perhargaan diberikan karena Habibie telah mendedikasikan hidupnya dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Menurut Habibie, ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak bisa lepas dari kemampuan SDM yang terbarukan. Artinya, SDM generasi muda.
Apalagi dengan sejumlah hasil penelitian mahasiswa yang dipamerkan saat ini. Mulai dari teknologi inkubator bayi, teknologi hydro-zyme, teknologi flolis, kapal tanpa awak, semen geopolimer dan lainnya menjadi bagian dari karya terbaik anak-anak bangsa.
“Karya-karya tersebut sekaligus menjadi wujud nyata sumbangsih mahasiswa UI untuk masyarakat luas. Karena ada ide yang terbarukan yang mungkin tidak terpikir oleh generasi masa lalu. Jadi, generasi muda tidak perlu minder dengan negara lain. Karena sesungguhnya Indonesia mampu membuat apa saja, pesawat terbang, dan inovasi-inovasi hebat lainnya," tegas Habibie.
Diungkapkan, generasi muda Indonesia harus bisa menjadikan negara lain sebagai perangsang
Sehingga dimanapun berada tidak kalah dengan mereka, karena semua sama. Apalagi, proses pendidikan yang ada di UI mengajarkan mahasiswanya untuk mengerti dan menguasai teknologi.
"Dengan teknologi inilah manusia bisa mengklaim membuat computer, bisa membuat mobil dan ini semua tidak mungkin dilakukan tanpa pengetahuan teknologi. Namun, semua itu bisa dilakukan tentunya dengan proses pemberdayaan pendidikan dan lapangan kerja lapangan sehingga kita menjadi unggul," imbuhnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved