Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyesalkan terjadinya insiden terbakarnya rumah ibadah saat kerusuhan di Tolikara, Papua, Jumat (17/07). IPW berpendapat peristiwa tersebut terjadi akibat Kepolisian kurang tanggap dalam mengantisipasi dinamika sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
"Pemetaan daerah rawan konflik tidak ada gunanya jika Kapolri tidak menekankan kepada para pimpinan Kepolisian di daerah, terutama Kapolsek, Kapolres, dan Kapolda agar meningkatkan kepekaan, serta kepedulian yang tinggi terhadap dinamika sosial di tempatnya bertugas," kata Neta S Pane kepada pers, Senin (20/07).
Menurut Neta, dalam menjaga keamanan dan ketertiban, Kepolisian seharusnya tidak sekadar membuat pemetaan saja, tetapi melakukan tindak lanjut berupa kesiagaan personel di tiap-tiap daerah.
Neta mendesak kepolisian untuk mengikuti perkembangan sosial masyarakat, khususnya pada isu-isu yang berpotensi menimbulkan konflik. Selain itu, kepolisian di daerah perlu meningkatkan kinerja Satuan Intelijen dan Keamanan (Intelkam).
Polisi diingatkan untuk benar-benar menjadi mata dan telinga Polri dalam rangka melakukan deteksi dan antisipasi dini terjadinya konflik. "Intelkam perlu meningkatkan koordinasi dengan Badan Intelijen Negara, atau intelijen TNI, sehingga terjadi sinergi yang solid untuk membangun kinerja dan mengantisipasi terjadinya insiden yang rawan menimbulkan konflik di daerah," pungkas Neta.
© Copyright 2024, All Rights Reserved