Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengharapkan agar konflik Yaman yang terus berkepanjangan tidak berujung pada perang antara negaranya dengan Arab Saudi. Zarif berharap kedua negara itu bisa bekerja sama untuk mengakhiri konflik Yaman, juga konflik Suriah.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (18/07), saat hadir dalam forum diskusi Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Amerika Serikat (AS), Zarif ditanya apakah dirinya khawatir soal potensi konfrontasi langsung antara Iran dengan Saudi.
“Tentu kami harap itu tidak terjadi. Kita tidak harus bertempur; kita tidak perlu bertempur. Kita tidak perlu saling mengabaikan satu sama lain dari situasi di Timur Tengah," jawab Zarif, yang sedang ada di New York untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi PBB soal pembangunan berkelanjutan.
"Kami tentu berharap bahwa jika kita tidak saling sepakat soal situasi di Yaman, kita masih bisa bekerja sama demi mengakhiri situasi itu," imbuhnya.
Koalisi pimpinan Saudi melancarkan operasi militer di Yaman sejak tahun 2015. Dalam konflik itu, Saudi mendukung pasukan pemerintah yang bertempur melawan pemberontak Houthi, yang beraliansi dengan Iran.
Selama ini, Saudi dan Iran berkompetisi memperebutkan pengaruh di kawasan Timur Tengah, juga dalam mendukung kubu-kubu yang berlawanan dalam konflik Suriah.
Sejak awal Juni, Saudi dan sekutunya seperti Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir kompak memutuskan hubungan diplomatik dan jalur transportasi dengan Qatar. Saudi cs menuding Qatar mendanai kelompok militan dan bersekutu dengan Iran. Tudingan itu telah dibantah oleh Qatar.
Pada Mei lalu, Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman menyatakan bahwa perebutan pengaruh antara Kerajaan Saudi yang menganut Sunni dengan Iran yang menganut Syiah seharusnya berlangsung di dalam Iran, bukan di Arab Saudi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved