Wacana The Greater Jakarta harus segera direalisasikan. Ini penting untuk menghindari efek negatif dari keinginan untuk mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju itu. Wacana itu harus direspon segera, agar bukan efek negatif yang muncul.
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmaloka, mengungkapkan hal itu, kemarin.
Dalam pandangan Akhmaloka, kalau sekedar wacana, yang tak segera direalisasikan, akan menganggu kehidupan sosial masyarakat yang daerahnya terlanjur disebut jadi daerah penyangga Ibukota. Di antaranya, Banten, Karawang, dan Sukabumi.
Selain itu, Akhmaloka meluruskan, ide The Greater Jakarta bukan dari ITB. Ide tersebut, murni dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Intinya, memperluas pusat perekonomian, perdagangan, dan industri, sehingga tak lagi hanya di Ibukota, Jakarta.
ITB merespon ide Presiden itu. Antara lain dengan menyiapkan kajian menyeluruh dan matang. ITB fokus mempersiapkan seluruh ahli yang akan mengembangkan keinginan presiden itu. Dengan begitu hasilnya akan lebih baik dan bisa dipertanggungjawabkan.
Ini penting dilakukan. Karena, The Greater Jakarta dianggap akan menyelesaikan beban berat yang ditanggung Jakarta. Seperti kemacetan parah yang terus terjadi, ledakan penduduk, dan masalah tata ruang yang makin sulit dikendalikan hari-hari ini.
Menurut pengamat tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, The Greater Jakarta, wacana baru dengan model lama. Hal itu bisa dilihat dari Perpres No 54 Tahun 2008, dengan pengembangan Jabodetabekpunjur.
Perpres itu mengatur kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dan DKI Jakarta, tentang Tata Ruang Kawasan Jakarta dan daerah penyangganya. sejauh ini, konsep pengembangan Ibukota melalui The Greater Jakarta, itu secara resmi belum dibicarakan dengan Pemprov DKI Jakarta.
© Copyright 2024, All Rights Reserved