Pagi ini, Rabu (28/12), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berangkat ke Bima, Nusa Tenggara Barat. Kunjungan kerja JK tersebut dilakukan menyusul terjadinya musibah banjir di kawasan tersebut pekan lalu.
"Kunjungan diawali dengan peninjauan Posko Utama Banjir di Kantor Pemerintah Kota Bima," demikian keterangan dari Sekretariat Wapres, Rabu.
Di lokasi tersebut, JK akan mendengarkan paparan atas proses penanggulangan banjir yang telah dilaksanakan. Selain itu, JK juga akan mengecek sejumlah lokasi yang terdampak banjir dan posko logistik di lokasi-lokasi tersebut.
Berdasarkan pendataan sementara BPBD, ada 105.753 penduduk terdampak banjir. Sementara fasilitas umum milik pemerintah banyak yang rusak. Terdiri dari jembatan, perkantoran, infrastruktur jalan, sarana air bersih, dan fasilitas persampahan.
Selain itu, gedung sekolah, puskesmas, dan kantor lainnya mengalami kerusakan parah.
Kepala BPBD Kota Bima, Syarafuddin mengatakan, fasilitas umum seperti jembatan, jalan, dan sarana prasarana lain yang mengalami kerusakan mencapai Rp255 miliar. Sementara sarana kesehatan, ada 4 Puskesmas, 29 Puskesmas Pembantu, 29 Polindes, 1 kantor Labkesda, dan sejumlah fasilitas kesehatan milik swasta rusak dengan total kerugian sebesar Rp66,4 miliar.
Sementara untuk kerusakan rumah penduduk akibat banjir, ia mengaku saat ini masih dalam proses pendataan untuk menghitung jumlah kerugian.
Begitu pula dengan hewan ternak dan lahan pertanian yang terendam lumpur akibat banjir, juga sedang dilakukan pendataan.
"Kerusakan rumah warga, lahan pertanian, dan hewan ternak masih dalam proses pendataan. Sedangkan sarana pendidikan seperti sekolah-sekolah sedang kami rekap," kata Syafaruddin.
Menurut Syafaruddin, selain merusak fasilitas pemerintah dan rumah penduduk, banjir yang menerjang kota tepian air itu menyebabkan aktivitas pemerintahan dan kegiatan ekonomi terganggu.Apalagi dua jembatan di daerah itu sudah terputus, sehingga menyebabkan akses transportasi di beberapa wilayah setempat menjadi terhambat.
"Sekolah diliburkan, listrik di beberapa wilayah yang rawan banjir juga masih padam. Begitu juga jaringan belum pulih," kata Syafaruddin.
Sementara itu, warga pengungsi yang terdampak bencana secara bertahap sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing. "Air yang menggenangi rumah warga sudah surut total. Warga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing," kata dia.
Untuk menjamin kebutuhan warga korban bencana, BPBD intensif menerjunkan tim logistik. Pendirian dapur umum tiap kecamatan dan kelurahan pun mulai dilakukan secara efisien. "Bantuan logistik kami salurkan melalui kelurahan. Kami juga sudah membuka dapur umum di 4 lokasi rawan bencana," kata Syafaruddin.
© Copyright 2024, All Rights Reserved