Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta kepada armada Angkatan Laut (AL) mengarahkan kapal perangnya di Perairan Natuna menyusul insiden yang terjadi antara Kapal Patroli Hiu 11 dengan kapal Penjaga Pantai Tiongkok saat penangkapan M Kway Fey 10078 asal Tiongkok yang kedapatan melakukan ilegal fishing.
Menanggapi itu Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana Ade Supandi mengatakan, TNI AL sudah menyiapkan kapal perang untuk mengamankan wilayah tersebut. "Kita kan ada kapal di sana. Udah standby," ujar Ade kepada pers di Skuadron Udara 17, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (22/03).
Disiapkannya KRI milik TNI AL untuk menyikapi ulah kapal Tiongkok yang diduga melindungi praktik illegal fishing yang terjadi di Perairan Natuna beberapa hari ini.
Dikatakan Ade, kapal milik TNI AL sudah berada di perairan Natuna sejak peristiwa itu terjadi. Kapal itu menjaga perairan secara bergantian dengan Kapal milik KKP. “Kita di sana ada 5 kapal, Armada Barat, disiapkan untuk di Natuna, Laut Cina Selatan sampai dengan Karimata," katanya.
Ade sendiri masih enggan menjawab rencana penambahan pasukan di Wilayah tersebut. Menurutnya, soal penambahan akan diputuskan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. “Tapi ini kan semacam konflik mengenai perikanan ya, itu diselesaikan dulu dalam konteks diplomasi perikanan," tukasnya.
Pada operasi akhir pekan lalu, KP Hiu 11 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan menangkap kapal pelaku penangkapan ikan ilegal asal China, KM Kway Fey 10078, di Perairan Natuna.
Proses penangkapan tersebut tidak berjalan mulus, karena sebuah kapal coast guard China secara sengaja menabrak KM Kway Fey 10078, Minggu 20 Maret 2016 dini hari ketika operasi penggiringan kapal nelayan ilegal dilakukan. Manuver berbahaya itu diduga untuk mempersulit KP Hiu 11 menahan awak KM Kway Fey 10078. Khawatir terjadi insiden yang tidak diinginkan, Kapal Patroli Hiu 11 akhirnya melepaskan KM Kway Fey 10078 itu, tapi berhasil mengamankan 8 anak buah kapal tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved