Kedutaan Besar RI di Libya menghentikan operasinya dan dialihkan ke Tunisia karena situasi keamanan di Libya yang makin tidak menentu. Tingkat risiko keamanan yang tinggi, membuat Pemerintah Indonesia mengevakuasi seluruh WNI di Libya.
"Kita pun sudah menghentikan pekerjaan kantor perwakilan kita di sana dan untuk sementara tugas-tugas diplomatik perwakilan itu ditangani kedutaan besar atau perwakilan kita di Tunisia," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdiknif) Cipatat, Bandung Barat, Selasa (23/08).
Kepala Negara berharap agar peperangan di Libya segera berakhir dan rakyat bisa membangun masa depannya yang lebih baik seusai dengan keinginan mereka sendiri.
SBY mengatakan, Pemerintah Indonesia prihatin dengan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil yang jumlahnya tidak sedikit. Indonesia berharap ada penyelesaian damai di negara itu untuk mencegah bertambahnya korban sipil.
Kepala Negara juga mengatakan, transisi demokrasi yang mungkin akan terjadi di Libya hendaknya melibatkan seluruh elemen masyarakat Libya dengan demikian masa depan Libya benar-benar seperti yang diinginkan masyarakat Libya sendiri.
"Kita juga berharap dengan selesainya konflik pada saatnya nanti, Libya bisa kembali berkonsolidasi, bertransisi menuju masa depan yang diinginkan masyarakatnya sambil memulihkan ekonomi mereka," katanya.
Konflik yang terjadi di Libya telah mengakibatkan produksi minyak negara itu turun sekitar 90%. Penurunan produksi minyak Libya mengakibatkan gangguan pada pasokan minyak dunia sehingga membuat harga minyak dunia tidak stabil.
© Copyright 2024, All Rights Reserved