Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk mengaktifkan kembali (reaktivasi) perlintasan kereta api (KA) Yogyakarta-Magelang yang telah berhenti beroperasi sejak tahun1978. Reaktivasi pelintasan KA tersebut untuk mendukung aksesibilitas tempat pariwisata di Magelang, salah satunya yakni Candi Borobudur.
"Kami memikirkan bagaimana aksesibilitas itu bisa secara integrasi tergabung dengan titik-titik daerah wisata yang ada, bisa dibayangkan ada suatu konektivitas rel, kereta api bisa ke Candi Borobudur, Solo, Jogja dengan frekuensi yang tinggi sehingga turis punya banyak pilihan, ini menjadi pusat-pusat ekonomi yang bagus," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (08/11).
Namun, menurut Budi, reaktivasi perlintas KA tersebut bukan hal yang mudah. Hal ini karena, ada bangunan-bangunan yang telah berdiri dan menjadi tempat tinggal masyarakat di tengah pelintasan KA tersebut.
“Kemenhub akan melakukan upaya lain, salah satunya dengan membangun perlintasan KA baru,” kata Budi.
Pembangunan perlintasan KA baru sepanjang 40 km ini memerlukan biaya antara Rp5 triliun-Rp6 triliun yang bersumber dari APBN dan swasta.
"Pembebasan tanah dua tahun, pembangunan pertengahan 2018, selesai 2019," kata Budi yang mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini.
Direktur Jenderal Perekeratapian Prasetyo Boeditjahjono menjelaskan, jalur KA Yogyakarta-Magelang ini akan mengikuti jalur jalan raya yang ada. Jalur akan mengikuti jalur jalan raya yang ada saat ini, sekarang ini jalan provinsi akan ditingkatkan menjadi jalan nasional.
“Jadi nanti yang dibangun yang dari Stasiun Sentolo ke utara (arah Magelang)," pungkas Prasetyo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved