ERA Disinformasi. Tempo + Bocor Alus = fake content industry. Menjadi "Media Arsenal" kepentingan powermonger. Abusing freedom of speech. Ngomong sembarangan. Adopsi Nazi's mind-bombing strategy. Dehumanizing Institusi Pendidikan i.e. Universitas Pakuan & Prof Sufmi Dasco Ahmad.
Tempo fitnah Prof Sufmi Dasco Ahmad dengan reportase fake news "Guru Besar Abal-Abal". Jurnalis Bocor Alus rilis pelecehan & hoaks. Tuding Prof Sufmi Dasco Ahmad suka loncat jabatan.
Universitas Pakuan membuyarkan Tempo's digital propaganda. Permohonan lompat jabatan dari Lektor ke Guru Besar diatur dalam Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit 2019. Jadi biasa saja dalam dunia akademis. Legal. Sah.
Tempo's manipulative content on a huge scale direspons dengan fact-based kronologi. Universitas Pakuan adalah pihak yang mengusulkan pencalonan Prof Sufmi Dasco Ahmad sebagai Guru Besar.
Proses pencalonan memakan waktu 3 tahun. Sesuai prosedur Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Di bawah pengawasan ketat Tim Penilai Universitas Pakuan, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 4, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Ada syarat 4 artikel di jurnal internasional bereputasi. Prof Sufmi Dasco Ahmad memasukkan 5 artikel. Tim penilai meminta satu artikel baru sebagai revisi artikel discontinued. Dilakukan dengan baik dan tuntas.
Tempo abal-abal enggak melakukan verifikasi yang benar. Prof Sufmi Dasco Ahmad sudah mengajar dari tahun 2010. Pindah dan masuk Universitas Pakuan tahun 2020 karena kampus lamanya enggak punya program studi S2 Ilmu Hukum. Validitas riwayat mengajar tersebut bisa di-cross check di pangkalan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tempo dan Bocor Alus adalah toxic media yang menghancurkan demokrasi. Sifat payment based-nya merupakan quicksand for journalism.
Bill Kovach mengatakan, tugas utama jurnalisme adalah memberitakan kebenaran. Tempo melenceng jauh dari elemen tersebut. Loyalitas jurnalis pada masyarakat. Bukan pada pemberi iklan konsumtif dan oposisi anti pemerintah.
Tempo dan Bocor Alus seharusnya berpihak pada kepentingan umum. Bukan kepada perut, popularitas, dan algorithmic biases.
Esensi jurnalisme adalah verifikasi. Tempo dan Bocor Alus sama sekali tidak peduli. Terlihat pada issue loncat jabatan dan profesi Guru Besar. In short, kredibilitas sudah menjadi fosil masa lalu. Tempo layak dibredel for good.
*Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
© Copyright 2024, All Rights Reserved